SOLOPOS.COM - Peluncuran Safety Center Twitter (Liputan6.com)

Bahaya Internet saat ini bermacam-macam. Untuk mengatasinya bisa menggunakan literasi digital.

Solopos.com, JAKARTA — Dalam diskusi tentang internet sehat yang digelar Twitter, Selasa (10/11/2015), turut hadir Country Business Head Twitter Indonesia, Roy Simangunsong, wakil ketua komisi perlindungan anak indonesia, Maria Avianti, dan pegiat ICT Watch, Heru Tjatur

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seperti dikutip dari Liputan6.com, Rabu (11/11/2015), diskusi itu digelar untuk memperkenalkan Twitter Safety Center berbahasa Indonesia. Di zaman era digital saat ini, pertumbuhan jejaring Internet sangat pesat di Tanah Air. Hal itu membawa dampak positif dan negatif.

Perlu ada pengawasan dari pemerintah, kalangan masyarakat, dan oran gtua dalam penggunaan konten-konten, aplikasi, jejaring sosial media lainnya kepada anak-anak dan remaja Indonesia.

Pegiat ICT Watch, Heru Tjatur, mengatakan, soal Internet sehat dan Internet safety, selain dampak positif, Internet juga dapat memberi ancaman.

“Ada empat ancaman di Internet, antara lain konten negatif, kecanduan, bullying, dan child predator. Empat ancaman ini yang sebenarnya paling banyak,” kata Heru.

Bahaya Internet yang agak sulit dihindari dari empat ancaman tersebut adalah konten negatif. Terkadang anak-anak mengakses konten negatif bukan karena mereka tertarik, melainkan terpapar secara tidak sengaja. “Coba sekarang teman-teman googling pelajaran SMA. Di hasil pencarian, coba lihat konten apa yang muncul,” ungkap Heru.

Artinya, menurut Heru, anak-anak sebetulnya tidak mencari konten negatif, tetapi mungkin pada saat mereka melakukan pencarian, konten negatif itulah yang muncul. Artinya, kita tidak bisa dengan mudahnya melakukan pelarangan atau pemblokiran.

Menurutnya, tindakan pemblokiran seperti yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika juga patut diapresiasi karena memang ada hal-hal yang aksesnya harus ditutup.

Namun, Heru beranggapan itu saja tidak cukup karena ada yang jauh lebih penting, yaitu literasi digital. Ia menilai literasi digital ini tak hanya berkaitan dengan anak-anak, tetapi juga dengan para orang tua.

Salah satu bentuk paling sederhana dari literasi digital di antaranya menyampaikan ke semua pihak, mana saja yang boleh dan tidak boleh dibagikan di internet. Bahkan, Heru berkeinginan agar suatu saat nanti literasi digital masuk ke dalam kurikulum sekolah.

Seperti dikutip dari Okezone, Rabu, Heru meyakini, orang tua adalah pihak yang paling menentukan dalam penggunaan Internet yang aman dan nyaman untuk anak.

“Kami mendukung inisiatif yang dilakukan Twitter untuk mewujudkan lingkungan digital aman dan nyaman, sehingga pendidikan bisa digunakan untuk aktivitas online yang baik dan benar agar semakin mudah dipahami oleh seluruh kalangan. Baik untuk pendidik seperti orang tua, hingga pengguna Internet yang lebih muda,” ucap Heru.

Sementara itu, wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Maria Advianti, menambahkan, Twitter menjadi salah satu platform yang bisa membantu dan mendukung keamanan online Indonesia.

Menurutnya, peran orang tua sangat penting untuk anak-anak, membantu agar kegiatan online ini menjadi lebih positif lagi dalam penggunannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya