SOLOPOS.COM - Silmi Munifatul L (ist)

Eloh, gueh, rempong, itulah kata-kata yang sering muncul di pendengaran Sobat Gaul? Iya saat ini sudah banyak merebak kata-kata gaul atau kata-kata yang anak muda lebih sering digunakan untuk saling akrab dan tidak kaku.

Silmi Munifatul Faizah, guru Bahasa Indonesia MTs N 2 Solo ini menilai munculnya bahasa gaul sebagai suatu kewajaran, seiring berkembangnya tekhnologi. Bahasa gaul sering ter-update di jejaring sosial yang notabene banyak digunakan oleh remaja. Namun bahasa gaul ini telah disalahartikan oleh para remaja.

Perempuan berjilbab ini mengungkapkan kemunculan bahasa gaul sebagai bentuk kreativitas yang diciptakan para remaja, namun di sisi lain ada dampak negatifnya. Antara lain mulai tergantikannya pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar atau biasa disebut ejaan yang dibenarkan (EYD) oleh remaja. Sisi negatif lainnya, pemakaian bahasa gaul kadang tidak pada tempatnya.

“Dari kajian bahasa Indonesia, bahasa gaul itu bahasa yang salah, tapi malah paling sering digunakan karena bahasa gaul ini lebih santai. Dan para remaja menggunakan bahasa gaul karena agar dinilai gaul bagi para teman-temannya,” jelasnya ketika ditemui Wasis, belum lama ini.

Sebagai seorang guru bahasa Indonesia, guru yang akrab disapa Bu Silmi ini menyarankan kepada Sobat Gaul agar meski menggunakan bahasa gaul tapi jangan melupakan EYD bahasa Indonesia yang benar. “Yang paling penting kita harus bisa menempatkan tempat dan situasi yang sesuai untuk menggunakan bahasa gaul,” sarannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya