SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Menyikapi surat yang dilayangkan KONI Sleman, Senin (31/10) lalu, KONI DIY akan membahasnya dalam rapat, Senin (7/11) mendatang.

Ketua Umum KONI DIY, GBPH Prabukusumo menyatakan akan mengundang semua KONI kabupaten dan kota yang terlibat. “Kami akan membahas cabor yang kemarin bermasalah yaitu karate, dayung, dan pencak silat,” paparnya kepada Harian Jogja ketika ditemui usai pelepasan tim paintball DIY di Taj Mahal Caffe, Sagan, Jogja, Kamis (3/11).

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Dalam rapat itu akan dibahas laporan masing-masing KONI mengenai permasalahan yang terjadi. Sekadar mengingatkan, KONI Sleman melayangkan surat ke KONI DIY mempertayakan mekanisme diskualifikasi beberapa atlet.

Mereka merasa prosedur yang diterapkan kurang proporsional. KONI Sleman menginginkan pemeriksaan atlet dilakukan sebelum SK turun.

Menanggapi hal tersebut, pria yang biasa disapa Gusti Prabu itu balik bertanya, “Kalau ada cara yang mudah untuk mengecek atlet sebelum pertandingan, tolong saya diberi tahu,” paparnya.

Ia menyatakan mereka yang curang bisa saja memalsukan KTP atletnya. Dengan adanya e-KTP dinilai belum bisa menajdi solusi yang tepat. Ia beranggaapan orang-orang semakin pandai dalam memalsukan identitas.

Mengenai masalah cabor karate, ia telah melakukan pengecekan ulang ke KONI masing-masing kabupaten asal atlet bodong tersebut, dalam hal ini Pemalang dan Jombang. Ia mengaku telah menemukan bukti-bukti yang kuat perihal atlet luar yang dipakai kontingen Sleman.

Hal itu dinilai sebagai tindakan yang merugikan atlet asli DIY. Mereka yang sudah capai-capai berlatih, tapi gagal tampil lantaran digantikan atlet dari daerah lain.

Ia berharap tidak terjadi lagi kecurangan dari masing-masing kontingen. Sekali lagi, ia mengingatkan agar tiap cabor selalu mengedepankan sportivitas.

Ia juga menyampaikan bahwa Sultan menyarankan agar memperbolehkan kabupaten atau  kota menggunakan atlet dari kabupaten dan kota lain selama itu masih warga DIY.

“Ngarso Dalem menginginkan misalnya Jogja memiliki atlet yang andal-andal, tentunya akan memakai atlet kelas satu, daripada terjadi perbedaan kemampuan yang jauh, misalnya Kulonprogo menggunakan atlet Jogja yang tidak dipakai dengan catatan kedua kubu harus ikhlas,” imbuhnya.(Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya