SOLOPOS.COM - Ruas tol Solo-Salatiga terpantau sepi pada Hari Raya Idulfitri 1441 H (Solopos.com/Muhammad Ferri Setiawan).

Solopos.com, KLATEN – Isu saluran irigasi di Kabupaten Klaten menjadi sorotan dalam pembahasan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau Amdal Tol Solo-Jogja. Pemkab berharap keberadaan jalan tol tak mematikan saluran irigasi.

Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Jaka Sawaldi, mengatakan pelaksana pembangunan jalan tol Solo-Jogja wajib mencermati saluran irigasi pertanian. Hal ini penting guna menunjang musim tanam para petani di Kabupaten Bersinar.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Dalam sosialisasi itu, banyak membahas tentang saluran irigasi. Jika ada saluran irigasi yang akan terpotong, nantinya seperti apa? Prinsipnya, fungsi aliran air yang ada jangan dikurangi meski pada akhirnya akan ada penggabungan saluran irigasi. Jangan sampai jalan tol itu mematikan saluran irigasi,” kata Jaka Sawaldi, saat ditemui wartawan di kompleks Setda Klaten, Rabu (17/6/2020).

Ganggu Kenyamanan Pesepeda di Karanganyar Bakal Ditertibkan

Ekspedisi Mudik 2024

Sekda menjelaskan pembangunan jalan tol Solo-Jogja juga berdampak pada berkurangnya lahan pertanian di Klaten. Kendati demikian, ia optimistis hal itu tak mengganggu produktivitas padi Klaten.

“Klaten akan tetap menjadi daerah penyangga pangan nasional,” ujar dia.

Hal senada juga disampaikan Pelaksana Tugas (PLt) Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Klaten, Sudiyarsono. Ia mewanti-wanti kepada tim Pemprov Jateng agar memperhatikan saluran air di dalam tanah.

“Jangan sampai pembangunan jalan tol Solo-Jogja mengganggu air di dalam tanah juga. Seperti diketahui, di Klaten itu banyak umbul. Artinya di dalam tanah, ada saluran airnya juga. Nantinya, pendirian fondasi jangan mengganggu air di dalam tanah itu juga,” tutur dia.

Satu Lagi PDP di Ponorogo Meninggal Dunia

Pertahankan Jalur Evakuasi

Kepala Desa (Kades) Taskombang, Kecamatan Manisrenggo, Aris Sumarno, mempertanyakan saluran air yang akan dihidupkan atau dimatikan dalam proyek jalan tol Solo-Jogja. Di samping itu, juga mempertanyakan eksistensi jalan yang menjadi poros desa.

“Jalur evakuasi yang sudah ada mohon tetap dipertahankan,” kata Aris.

Sosialisasi Amdal Tol Solo-Jogja itu itu diikuti sebanyak 50 desa yang tersebar di 11 kecamatan di Klaten. Sosialisasi itu menghadirkan pembicara dari Pemprov Jateng dan pejabat pembuat komitmen (PPK) jalan tol Solo-Jogja.

Kegiatan itu digelar secara virtual di sejumlah kantor pemerintahan. Beberapa di antaranya di kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Klaten, Kecamatan Jogonalan, dan Kecamatan Delanggu. Selama mengikuti sosialisasi, para peserta tetap diminta memperhatikan protokol pencegahan Covid-19.

Mantul! Sragen Punya 5 Bilik Tes Swab

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya