SOLOPOS.COM - Petugas melayani para pengecer yang membeli elpiji 3 Kg di PT Melon Gasindo Jl Ahmad Yani, Gilingan, Banjarsari, Solo, Selasa (6/9/2016). Untuk mengatasi kelangkaan gas elpiji 3 Kg menjelang Idul Adha sejumlah agen gas di kota Solo mengajukan penambahan kuota. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Bahan bakar gas Sragen, warga Sragen memilih menggunakan kayu bakar karena kelangkaan elpiji.

Solopos.com, SRAGEN–Penggunaan bahan bakar rumah tangga para warga di daerah pinggiran Sragen mulai beralih dari elpiji 3 kg ke kayu bakar. Pengalihan penggunaan bahan bakar itu dipicu oleh sulitnya warga mendapatkan elpiji 3 kg. Mereka kesulitan mencari bahan bakar tersebut sejak sebulan terakhir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bani, 55, warga RT 008, Dukuh Dawung, Desa Tlogotirto, Sumberlawang, Sragen mengeluh karena kesulitan mendapat elpiji 3 kg. Dia memilih menggunakan kayu bakar untuk merebus air dan memasak sayur. Untuk menanak nasi, Bani menggunakan alat penanak nasi bertenaga listrik atau rice cooker. Setelah mendapat elpiji 3 kg, Bani berhemat. Dia menggunakan elpiji hanya untuk memanasi sayur agar tidak basi. Untuk kebutuhan memasak harian tetap menggunakan kayu bakar.
“Sejak sebulan terakhir menggunakan kayu bakar secara intensif. Biasanya saya seling-seling antara elpiji dan kayu bakar agar awet. Setiap satu tabung bisa digunakan selama sebulan tetapi sekarang lebih dari sebulan,” imbuhnya saat ditemui Solopos.com di dukuh setempat, Rabu (7/9/2016).

Fakta di perdesaan tersebut berbeda dengan kondisi warga di perkotaan. Warga perkotaan kesulitan mencari sumber bahan bakar alternatif untuk memasak seperti kayu bakar. Sumber bahan bakar alternatif yang memungkinkan hanya arang.

Wakil Bupati Sragen, Dedy Endriyatno, berusaha menyikapi kelangkaan stok elpiji 3 kg itu dengan memerintahkan Dinas Perdagangan untuk segera mencari penyebab kelangkaan elpiji. Dedy meminta Dinas Perdagangan untuk berkoordinasi dengan PT Pertamina agar kelangkaan elpiji bisa teratasi dan gejolak harga elpiji kembali ke normal. “Kemarin [Selasa], Dinas Perdagangan sudah berkirim surat ke PT Pertamina. Saya kira Pertamina akan lebih responsif menanggapi gejolak kelangkaan elpiji belakangan,” tambah dia.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Sragen Bambang Widjo Purwanto menemukan indikasi penimbunan elpiji 3 kg oleh rumah makan tertentu. Bambang engan menyebut nama rumah makan itu tetapi menunjukkan stok elpiji 3 kg di rumah makan itu. Bambang menunjukkan foto tumpukan elpiji sebanyak 19 tabung di dapur rumah makan di Sragen. Tiga tabung di antaranya digunakan untuk memasak.

“Indikasi itu baru satu warung saja. Kasus itu belum bisa dijadikan acuan untuk mengeneralisasi persoalan kelangkaan elpiji. Saya kira memang harus ada penelusuran distribusi elpiji dari hulu hingga hilir. Dari penelusuran itu, saya yakin akan menemukan indikasi permainan distribusi elpiji. Pertamina memasok ke agen berapa? Dari agen ke pangkalan berapa? Dan dari pangkalan ke pengecer berapa?” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya