SOLOPOS.COM - Ilustrasi keunikan tradisi Ramadan (Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Dalam hitungan hari, umat Islam bakal dipertemukan dengan bulan suci Ramadan. Berbagai persiapan pun perlu dilakukan agar bisa menjalankan ibadah dengan maksimal. Mengenai hal itu, modal utama yang harus dimiliki para umat Islam adalah perasaan dan hati yang gembira.

Seperti disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW yang artinya; “Telah datang kepada kalian Ramadan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu jahanam [neraka] ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalam bulan itu, terdapat sebuah malam yang lebih baik daripada seribu bulan.”

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pendiri Komunitas Pemuda Hijrah Ikhwatufillah, Azmi Assegaf, Kamis (8/4/2021), mengatakan ulama terdahulu selalu menganjurkan hal tersebut. Hati dan perasaan senang ini maksudnya adalah tidak menganggap Ramadan sebagai sesuatu yang mengekang kebiasaan. Dengan begitu pelaksanaan ibadahnya nanti lebih maksimal dan berkualitas.

“Gembira karena Ramadan adalah bulan spesial yang enggak diturunkan kecuali untuk umat Rasulullah. Tiap malamnya mulia, terdengar seruan dari atas langit dari azan Magrib hingga waktu fajar,” terangnya.

Ramadan akan menjadi kabar gembira bagi umat Islam yang sebelumnya sering menghidupkan hari-harinya dengan ibadah kepada Allah, mengingat banyak berkah diturunkan setiap malam. Lalu bagi mereka yang sebelumnya sering lalai, diminta menahan diri untuk tidak melakukan hal buruk.

Dikatakan Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah bersabda apabila datang malam 1 Ramadan maka Allah akan membukakan pintu surga. Pintu tersebut tidak akan Allah tutup sampai akhir Ramadan. Begitu juga pintu neraka, ditutup oleh Allah hingga Ramadan berakhir. Namun pada bulan suci ini masih juga ada yang berbuat maksiat.

Hal itu karena mereka tak menyiapkan diri sejak jauh-jauh hari. Ibarat kompetisi atau olimpiade, pemanasan sebelum Ramadan sangatlah diperlukan agar semangatnya terus terjaga hingga selesai. “Ulama zaman dulu bahkan mempersiapkan Ramadan sejak enam bulan sebelumnya. Jadi kalau ada yang khusyuk saat Ramadan itu bukan tanpa persiapan,”  terang Azmi.

Pada malam pertama Ramadan, kata Azmi, Allah memberikan berkah pandangan khusus bagi umatnya. Barang siapa yang dapat pandangan tersebut, dia tidak akan melalaikan ibadahnya selama sebulan penuh. Maka sejak awal perlu menguatkan niat dan doa agar mendapat keberkahan sejak awal Ramadan. Niat baik tersebut akan menggiring hati agar selalu istikamah dalam beramal dan beribadah.

Selanjutnya, keagungan Ramadan dibagi dalam tiga fase yakni rahmat, ampunan, dan bebas dari siksa neraka. Fase pertama diberikan pada sepuluh hari pertama, selanjutnya sepuluh hari kedua, dan sepuluh hari terakhir.

“Selanjutnya kategori orang berpuasa dibagi dalam tiga derajat yakni puasanya orang umum, khusus, dan khususnya khusus. Umum yakni hanya meninggalkan syahwat, puasanya orang umum yakni hanya menahan lapar dan jaga lisan, sementara puasa khususnya orang khusus bentuknya puasa hati. Semoga kita bisa enggak hanya menjalani puasanya orang umum,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya