SOLOPOS.COM - Vaksin AstraZeneca. (ft.com)

Solopos.com, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan vaksinasi Covid-19 menyasar 181.554.465 penduduk Indonesia. Sejak 13 Januari 2021 hingga akhir Maret 2021, capaian vaksinasi baru kurang dari 5%.

Dari sekian banyak vaksin yang tersedia, Indonesia baru menggunakan dua merek yakni Sinovac buatan China dan AstraZeneca buatan Inggris. Kedua jenis vaksin tersebut sudah didistribusikan dan dibagikan kepada kelompok masyarakat prioritas. Meski demikian, masih banyak masyarakat yang bingung serta belum tahu perbedaan dua vaksin tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Merangkum dari laman South China Morning Post, Senin (5/4/2021), berikut penjelasan mengenai perbedaan dari Vaksin Sinovac dan AstraZeneca yang digunakan di Tanah Air.

Baca Juga: Surat Wasiat Pelaku Bom Bunuh Diri dan Penyerang Mabes Polri Disebut Mirip, Ini Kata Pengamat

Teknologi Vaksin

Vaksin Sinovac yang pertama kali didatangkan pemerintah pada awal Desember 2020 berbasis inactivated virus atau virus yang telah dimatikan, sehingga aman digunakan. Secara kinerja, vaksin Sinovac bekerja secara konvensional.

Vaksin Sinovac bekerja dengan memaparkan tubuh pada virus mati yang telah diobati dengan panas, bahan kimia, atau radiasi sehingga tidak dapat menginfeksi sel dan menggandakannya. Tujuannya untuk memicu respons kekebalan tubuh.

efikasi vaksin sinovac Nakes di Semarang dapat Vaksin Covid-19 Sinovac. (Bisnis) jateng
Vaksin Covid-19 Sinovac. (Bisnis)

Sementara Vaksin AstraZeneca memiliki basis teknologi viral vector. Yakni menggunakan virus yang tidak berbahaya, yang disebut vektor. Fungsinya untuk mengirimkan sebagian kecil materi genetik Covid-19 ke dalam sel tubuh.

Materi genetik ini kemudian akan bereplikasi untuk memicu respons imun dan produksi antibodi.

Baca Juga: Nepal Van Java Kaliangkrik Magelang Bikin Menteri Sandiaga Penasaran Nginap

Dosis yang Diperlukan

Vaksin yang tersedia memerlukan dua dosis untuk menghasilkan perlindungan sempurna. Namun, beberapa jenis vaksin harus disimpan di tempat dengan suhu dingin.

Selain itu, setiap vaksin memiliki perbedaan waktu dalam pemberian dosis kedua. AstraZeneca merekomendasikan jeda 4 pekan, diperpanjang hingga 12 pekan untuk penyuntikan kedua. Sementara Vaksin Sinovac harus diberikan dengan jarak 2 pekan setelah penyuntikan pertama.

Tingkat Efektivitas

Pihak AstraZeneca mengklaim vaksinnya memiliki nilai efektivitas keseluruhan 70,4%. Menurut penelitian, Vaksin AstraZeneca 90% efektif jika diberikan setengah dosis, diikuti dengan dosis penuh.

Baca Juga: Longgarkan Pembatasan, Turki Catat 41.998 Kasus Baru Covid-19 Dalam Sehari

Efektivitasnya turun menjadi 62% jika diberikan dalam dua dosis penuh selang 4 pekan. Meski demikian, vaksin AstraZeneca masih tetap efektif setelah digunakan 12 pekan antardosis.

Pada uji coba terbaru Vaksin Sinovac di Brasil, tingkat efektivitasnya hanya menunjukkan angka 50,4%. Sementara uji coba terpisah di Indonesia dan Turki menemukan bahwa Vaksin Sinovac memiliki efikasi sebesar 65,3% dan 91,25%.

Efek Samping

Vaksin bekerja dengan cara melatih sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi saat menghadapi penyakit. Banyak efek samping yang merupakan respons imun yang umum terjadi. Biasanya seseorang akan merasa nyeri di bagian tubuh yang disuntik.

Selain itu, efek samping dari kedua vaksin ini relatif sama. Di antaranya adalah demam atau menggigil, nyeri pada persendian dan otot, serta perasaan tidak enak badan secara umum. Ini biasanya berlangsung selama beberapa hari. Tapi, tidak semua orang akan mengalami gejalanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya