SOLOPOS.COM - Bagas, 7, menyantap ice cream di tangga Pasar Klewer, Senin (4/4/2022). Dia mengaku mencari rongsok untuk membelikan sepeda adiknya. (Solopos/Siti Nur Azizah)

Solopos.com, SOLO — Kisah Bagas, bocah 7 tahun yang mencari rongsokan untuk membelikan adiknya sepeda, mengundang simpati warganet. Sayangnya hingga kini keberadaannya tak diketahui setelah dua pekan Solopos.com tak menjumpainya di kawasan Pasar Klewer Solo sisi utara.

Awalnya, Senin (4/4/2022) dia tengah bermain sendirian dengan seuntai benang di sekitar tangga pasar yang terkenal sebagai sentra kain batik itu. Saat itu, setelah lebih kurang 10 menit berbincang dengan Bagas, Solopos.com menemukan sejumlah fakta tentangnya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Nyari rongsok buat beliin sepeda adik. Adik minta sepeda,” ucapnya dengan polos.

Sama halnya seperti Bagas, ibu dan almarhum bapaknya pun melakoni pekerjaan sebagai pencari rongsokan yang masih layak jual untuk mencukupi kebutuhan hidup. Kini, Bagas yang masih kecil pun ikut menjalani pekerjaan tersebut dengan niat membelikan adiknya sepeda.

“Setiap hari jalan kaki dari patung keris ke sini [pasar klewer],” ucapnya singkat.

Dengan berat tubuh yang tidak lebih dari 20 kilogram itu dia menyusuri sepanjang jalan mulai dari matahari terbit hingga terbenam. Tas hitam kecil melingkari bahunya, tanpa alas kaki, dan menenteng karung goni yang berisi kumpulan ‘benda berharga.’ Kumpulan benda itu dia bawa pulang ke huniannya di sekitar tugu patung keris, Solo.

Baca juga: Bagas Bocah Pencari Rongsok di Pasar Klewer Solo Ternyata Anak Yatim

Tidak Sekolah

Di usia yang seharusnya belajar di bangku Sekolah Dasar (SD), Bagas justru mencari uang. Dengan terang dia mengakui tidak bersekolah. “Enggak bisa baca, kalau berhitung bisa,” ucapnya saat itu.

Kepada Solopos.com dia mengakui tidak tahu pasti nama panjangnya, hanya nama Bagas yang dia tuturkan saat orang menanyakan namanya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Solo, Purwanti, memberikan informasi terbaru soal Bagas setelah berhasil dijumpai, dia ternyata warga Boyolali.

“Dia aslinya orang Boyolali. Sudah kami koordinasikan dengan Dinas PPKB Boyolali. Kami berusaha untuk memfasilitasi kepemilikan akta lahir dan pendaftaran sekolah di Sekolah Dasar (SD) terdekat dengan tempat kosnya,” tuturnya saat dihubungi Solopos.com melalui aplikasi Whatsapp. Sabtu (16/4/2022)

Pantauan Solopos.com di Pasar Klewer, beberapa tukang becak dan pedagang di sana mengakui sudah hampir satu pekan lebih tidak melihat Bagas. Jumaidi, 48, pengayuh becak asal Baluwarti itu mengatakan tidak pernah lagi menjumpai Bagas di Pasar Klewer.

“Hampir seminggu lebih [Bagas] enggak pernah kelihatan di sini [Pasar Klewer], biasanya pagi-pagi jam segini sudah ngumpulin rongsok dari dalam pasar,” ucapnya kepada Solopos.com siang itu, Sabtu (16/4/2022).

Baca juga: Mural Cantik Hiasi Tembok Pasar Klewer Solo, Cocok Buat Foto-Foto Lur

Berharap Bantuan

Lagi-lagi soal ekonomi, kepada Solopos.com, Jumaidi mengharapkan agar Bagas mendapatkan bantuan yang layak agar bisa bersekolah.

“Ya semoga saja dia tidak terjadi apa-apa, kasihan, saya lihatnya kasihan sekali, masih kecil wis dibelani nyari rongsok, enggak sekolah hlo dia, eman banget,” ujar pengayuh becak yang sudah berusia hampir setengah abad itu.

Hal serupa dikatakan pedagang di kios pasar yang pernah terbakar 2014 itu. Rustini, 52, dia jarang melihat Bagas seliweran mencari rongsok di sekitar kiosnya.

“Sudah jarang sekali lihat bocah itu, dia dulu sering nyari barang bekas sekitar sini, kadang saya kumpulin barang yang tidak kepakai, tak suruh bawa pulang biar enggak jauh-jauh lagi nyari rongsoknya,” ucap pedagang batik itu.

Pedagang lain di kios Pasar Klewer, Rohmawati, 48, sempat terakhir melihat Bagas sepekan yang lalu. “Saya sempat lihat dia masih lewat sini, tapi udah lama, sekitar seminggu yang lalu kalau tidak salah, setelah itu enggak pernah lihat lagi,” ucapnya kepada Solopos.com.

Baca juga: Tak Cuma Belanja, 3 Hal Ini Bisa Kamu Lakukan Saat ke Pasar Klewer Solo

Bagas berjalan dengan cepat, seperti dikejar waktu untuk mencari sebanyak-banyaknya benda tak terpakai itu, kata Rohmawati. Di sela-sela mencari rongsokan, dia menyempatkan bermain dengan benda yang menurutnya menarik.

“Saat nyari rongsok dia sering sambil main-main, sama benang-benang, kardus-kardus bekas, kadang kalau nemu mainan kaya mobil-mobilan seneng banget, seharian bisa betah main itu,” tuturnya.

Penjual kain dan aneka batik itu mengharapkan agar Bagas bisa bersekolah dan merasakan dunianya. “Semoga ada yang membantu biar dia bisa sekolah, berinteraksi sama teman sebayanya, kadang dia suka ngelihatin anak SD seusianya pakai seragam sekolah,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya