SOLOPOS.COM - Ilustrasi stasiun luar angkasa. (NASA)

Stasiun Luar Angkasa Internasional harus digeser dari orbitnya untuk menghindari puing-puing satelit yang hancur karena ditembak rudal Tiongkok. Tetapi kemudian Lembaga antariksa Amerika (NASA) memutuskan stasiun aman sehingga tidak perlu digeser.

 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ilustrasi stasiun luar angkasa. (NASA)

Ilustrasi stasiun luar angkasa. (NASA)

Ekspedisi Mudik 2024

Harianjogja.com, JOGJA-Pada awal Februari 2007 Kantor Berita Rusia melaporkan Stasiun Luar Angkasa Internasional harus digeser dari orbitnya untuk menghindari puing-puing satelit yang hancur karena ditembak rudal Tiongkok. Tetapi kemudian Lembaga antariksa Amerika (NASA) yang memonitor puing-puing itu memutuskan bahwa stasiun aman sehingga tidak perlu digeser.

Dari insiden itu kemudian memunculkan pertanyaan. Bagaimana cara Stasiun Luar Angkasa atau ISS yang begitu besar mengubah orbitnya, dan seberapa cepat itu bisa dilakukan dalam keadaan darurat?
Seperti dikutip airspacemag.com belum lama ini, untuk diketahui stasiun ini dilengkapi dengan satu set roda giroskop-stainless steel seberat 220 pon yang berputar 6.600 kali per menit. Setidaknya dua alat ini diperlukan untuk menghasilkan torsi yang membuat stasiun bisa berada di posisi tepat tanpa harus membuang propelan atau bahan bakar.
Tapi energi yang dimunculkan dari alat ini tidak cukup untuk mendorong ISS ke orbit yang berbeda. Butuh daya dorong yang lebih kuat. Ada beberapa pilihan yang dimiliki untuk meningkatkan orbitnya. Salah satunya dengan memecat kapal pendorong milik Rusia (Russian Progress Spacecraft) yang berada di stasiun tersebut. Untuk memindahkan ISS dengan aman, delapan mesin Progress dinyalakan dan mendorong stasiun ini dengan stabil.
Bagaimana jika tidak ada Progress? Dalam kasus seperti ini akan menggunakan pendorong yang ada dalam modul layanan Zvezda Rusia. Salah satu modul yang dipasang pada tahun 2000.
Jack Bacon, seorang insinyur sistem integrasi pada program ISS mengatakan meski tidak untuk menghindari sampah luar angkasa, stasiun ini beberapa kali digeser orbitnya. Bahkan pergeseran merupakan hal yang biasa terutama ketika akan ada pesawat dari bumi yang hendak merapat. Dan menurutnya hal itu tidak selalu lancar. Pada Desember 2006 misalnya, pendorong Progress dinyalakan 1.364 detik untuk menaikkan orbit stasiun setinggi lima mil sebelum pesawat ulang alik Discovery tiba. Tetapi ada masalah karena perpindahan tidak sampai sampai lima. Sehingga harus diset ulang.
Selain perubahan orbit teratur untuk memenuhi pesawat ruang angkasa yang masuk, Bacon mengatakan, ISS harus pindah beberapa kali untuk melawan efek drag atmosfer pada panel surya .
Tetapi itu jika terencana. Lalu bagaimana jika keadaan darurat? Tiba-tiba ada segerombolan sampah antariksa yang meluncur dan mengancam stasiun? Bacon, yang telah menjadi bagian dari program ISS sejak ia bergabung NASA hampir 20 tahun mengatakan bahwa bahkan dengan peringatan canggih, insinyur menunggu sampai “menit terakhir” untuk menyalakan pendorong menghindari ancaman potensial. Menit terakhir berarti 1,5 orbit, atau sekitar 135 menit, dari titik diperkirakan tabrakan.
Pada waktu selama itu sudah bisa diputuskan apakah ISS harus didorong ke atas atau ke bawah. Selain itu juga untuk menunggu pelacakan puing yang dilakukan skuadron kontrol luar angkasa (Space Control Squadron) yang ada di Cheyenne Mountain di Colorado, yang melacak puing-puing di orbit. Mereka akan terus memberikan prediksi terakhir yang kadang-kadang berubah karena berbagai hal.
Tetapi bukan berarti semua telah aman. Karena menurut Bacon, Cheyenne Mountain hanya dapat melacak objek paling kecil seukuran bola tenis. Sementara ISS dirancang tahan dengan tabrakan dengan objek seukuran paling kecil sebesar kacang polong. Jadi harus diakui keberuntungan memegang peranan penting dalam menjaga stasiun tetap aman.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya