SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA—Sejak Jumat (29/7), Harry Potter and The Deathly Hallows Part 2 serentak diputar di berbagai bioskop di Indonesia. Tiket film Harry Potter untuk penayangan perdana pun ludes diburu calon penonton yang sebelumnya berharap-harap cemas jadi tidaknya film Harry Potter tersebut masuk ke Indonesia.

Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafrudin mengatakan, setelah Harry Potter segera menyusul Transformers 3 dan Kung Fu Panda 2. Sebelumnya selama lima bulan terakhir bioskop-bioskop di Indonesia sempat mengalami keterpurukan lantaran ditinggal penikmat film Hollywood. “Pendapatan pajak tontonan pun menurun drastis hingga 50 persen,” katanya. Pada awal 2011, pendapatan dari sektor pajak tontonan untuk wilayah DKI Jakarta tercatat Rp3,9 miliar, sedangkan pada Juni lalu jumlahnya hanya Rp1,8 miliar.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Harry Potter and The Deathly Hallows Part 2 ini adalah bagian kedelapan sekaligus bagian terakhir dari film yang diadaptasi dari buku karangan J.K. Rowling itu. Setelah kematian Dumbledore, Hedwig, dan Alastor Moody pada bagian pertama, yang berakhir dengan kematian si peri Dobby dengan belati yang menembus dadanya, di bagian kedua ini perjuangan Harry mencegah kebangkitan Voldemort terus berlanjut.

Dibandingkan dengan bagian pertama, film ini berjalan dalam ritme lebih cepat. Diawali dengan adegan kilas balik kesuksesan Voldemort mendapatkan tongkat elder Prof Dumbledore, petualangan Harry, Ron, dan Hermione dilanjutkan dengan usaha mereka mendapatkan salah satu Horcrux dalam ruangan Bellatrix Lestrange, Bank Gringots. Horcrux–jimat yang menyimpan nyawa Voldemort–menjadi fokus utama film ini. Tiga sekawan Harry, Hermione, dan Ron harus berpacu dengan waktu menghancurkan tujuh Horcrux untuk bisa membunuh Voldemort. Harry, yang akhirnya mengetahui bahwa dirinya adalah salah seorang Horcrux, dengan berani menemui Voldemort untuk berduel.

Film berdurasi 120 menit ini hadir dalam sinematografi yang indah, dengan adegan aksi dan efek khusus yang berlimpah. Durasi film yang cukup panjang memberi keleluasaan bagi penulis skenario Steve Kloves untuk menerjemahkan hampir seluruh isi buku ke layar lebar dengan baik. Memang ada beberapa subplot yang dihilangkan, seperti cerita saudara-saudara Dumbledore, Arbeforth, dan Ariana. Namun, secara keseluruhan hal itu tak mengurangi daya tarik film ini. Sebagai sebuah penutup, film ini adalah sebuah akhir yang memuaskan. Sebuah film yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul di film-film pendahulunya.

Sutradara David Yates tak cuma mampu menghadirkan sebuah pertarungan yang kolosal, tapi juga adegan-adegan emosional. Kematian Profesor Snape, yang menutup rapat kisah masa lalunya, juga rasa cintanya kepada ibunda Harry, Lily Potter, lumayan mengaduk emosi penonton. Sebagai sebuah penutup, film ini adalah sebuah akhir yang memuaskan juga mengharukan. Terutama bagi penonton yang setia menyaksikan kisah Harry Potter dan kawan-kawannya, sejak mereka masih anak-anak sepuluh tahun silam. Tak mengherankan bila pemeran Hermione Granger, Emma Watson, tak kuasa menahan air mata saat menghadiri pemutaran perdana film ini di London, Inggris, awal Juli lalu. Bersama Daniel Radcliffe dan Rupert Grint, dia menyampaikan ucapan terima kasih kepada para fans serta J.K. Rowling karena telah dipercaya memerankan tokoh dalam film Harry Potter selama ini hingga Harry Potter tamat.(Tempointeraktif)

Foto (heraldsun.com.au)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya