SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOHANNESBURG— Grup A masih menjadi grup ketat di babak penyisihan Piala Dunia (PD) 2010, setelah empat tim yaitu tuan rumah Afrika Selatan (Afsel), Meksiko, Prancis dan Uruguay berbagi angka sama satu. Kali ini, Afsel akan menjalani laga menentukan melawan Uruguay di Pretoria, Kamis (17/6).

Penampilan Afsel memang mengejutkan banyak orang. Pada laga pertama lalu, Afsel langsung bisa menyesuaikan diri saat berhadapan dengan tim unggulan semacam Meksiko. Namun sayangnya, kelalaian lini belakang membuat tiga poin yang sudah di depan mata, akhirnya terlepas begitu saja.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada PD 2010 kali ini, pertandingan dilangsungkan di kandang mereka sendiri. Tentu saja faktor tuan rumah, dukungan penuh penonton dan yang pasti bunyi <I>vuvuzela<I> nan memekakkan telinga bakal membuat para pemain lawan harus konsentrasi ekstra tinggi.

Bafana Bafana, julukan Afsel, sebenarnya tak lepas dari sorotan para penggemarnya. Banyak kritik muncul dari pendukung maupun media massa. Steven Pineaar dianggap gagal berbuat banyak sebagai gelandang tengah di belakang striker tunggal dalam formasi 4-5-1.

Selain itu, konsentrasi fullback mereka juga perlu mendapat perhatian serius dari pelatih Carlos Parreira. Untuk alasan itu, Steven Pienaar berjanji akan bermain habis-habisan meski kelelahan masih dirasakannya. Dia tak akan membiarkan rasa lelah di kakinya mempengaruhi performanya.

Pienaar ingin terus memberikan yang terbaik bagi negaranya. “Saya bermain untuk banyak laga pada sebulan terakhir dan kaki saya masih terasa lelah. Tapi selama pikiran dan hati saya mampu, saya akan terus mendorong diri saya sekuat tenaga,” kata Pienaar kepada Telegraph, Senin (14/6).

“Ini adalah liga dengan intensitas tinggi dan jika Anda datang dari kompetisi seperti itu, wajar jika kadang-kadang tubuh Anda terasa lelah. Namun, untuk sebuah turnamen seperti Piala Dunia, Anda pasti selalu ingin memberikan yang terbaik.”

Menghadapi Uruguay, Pienaar mengaku timnya punya pengalaman berharga di laga pertama. “Sekarang kami jauh lebih santai. Kami semua gugup di laga pertama. Namun kami mampu bangkit bersama di babak kedua, dan itu perlu dilanjutkan saat berhadapan dengan Uruguay nanti,” pungkasnya.

Pelatih Parreira kemungkinan besar akan memanggil bek kiri berpengalaman, Tsepo Masilela. Dia menggantikan Lucas Thwala di babak kedua saat melawan Meksiko. Di pihak lawan, Uruguay telah bermain cukup cerdas ketika mereka mampu mengoptimalkan lini pertahanan untuk menahan gempuran Prancis.

Skuat Uruguay juga mampu menjalankan strategi dari pelatih dengan terus memberi tekanan kepada Prancis, khususnya lewat Diego Forlan. Afsel pun harus menjalankan strategi khusus untuk mematikan pergerakan bintang asal klub Atletico Madrid ini.

Jika melihat taktik bertahan Uruguay, kiranya sedikit mengejutkan. Kadang-kadang, ada tujuh pemain di dalam kotak penalti sendiri hanya untuk mengepung satu penyerang Prancis. Mungkin melawan tim seperti Afsel, mereka akan mencoba membuka pertahanan dan kemudian meraih tiga poin penting.

Afsel memang tampil mengejutkan, namun Uruguay masih sebagai tim berbahaya jika mereka mampu tampil full team, khususnya jika  Forlan bisa mendapat ruang untuk menekan pertahanan lawan.

Pelatih Uruguay, Oscar Tabarez, telah menyiapkan skema menggunakan tiga penyerang. Diego Forlan bisa ditarik sedikit ke belakang dan bermain di belakang Luis Suarez serta Edison Cavani. “Ini permainan yang berbeda, taktiknya benar-benar berbeda dengan saat menghadapi Prancis,” kata Tabarez.

JIBI/SOLOPOS/who

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya