SOLOPOS.COM - Firman Abdul Kholik (Badmintonindonesia.org)

Badminton Asia Team Championships 2018 diikuti oleh tim Indonesia.

Solopos.com, ALOR SETAR — Beberapa tahun terakhir sektor tunggal putra Indonesia akrab dengan nama Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa hingga Anthony Sinisuka Ginting. Ketiga pemain ini silih berganti mengharumkan Merah Putih dengan prestasinya di sejumlah kejuaraan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Namun selain tiga pemain itu, Indonesia sebenarnya masih punya satu talenta muda tunggal putra dalam diri Firman Abdul Kholik. Secara mengejutkan, lelaki 20 tahun ini menjadi penyelamat Indonesia di laga semifinal melawan Korea Selatan (Korsel) dalam Badminton Asia Team Championships (BATC) 2018, Sabtu (10/2/2018) malam WIB.

Bertanding di match kelima atau babak penentuan, pemilik ranking 82 dunia itu mengalahkan pemain Korsel yang lebih berpengalaman, Lee Dong Keun, lewat laga sengit 22-20, 11-21, 22-20. Firman butuh waktu hampir 90 menit untuk menundukkan Lee untuk memastikan kemenangan Indonesia atas Korsel menjadi 3-2. Di babak final, Indonesia bakal bertemu lawan kuat Tiongkok yang menyingkirkan Malaysia 3-1 di empat besar.

Bisa dibilang tak ada yang menyangka Firman bakal menjadi juru selamat Indonesia. Publik Indonesia awalnya berharap Ihsan Maulana Mustofa mengunci kemenangan tim dengan skor 3-0. Namun Ihsan malah keok dua game langsung 17-21, 16-21 dari Jeon Hyeok Jin. Padahal Indonesia sudah di atas angin setelah Jonatan Christie dan Mohammad Ahsan/Angga Pratama memenangi dua laga awal (selengkapnya lihat tabel).

Setelah kekalahan Ihsan, posisi Indonesia makin ketar-ketir karena ganda putra Rian Agung Saputro/Hendra Setiawan takluk oleh Choi Solgyu/Kim Duk Young di laga keempat. Beruntung Firman mampu menyingkirkan beban sebagai pemain penentu dengan menggasak Lee Duk Young di laga penentuan.

Jika ditelisik, Firman sempat hampir dua kali terbuang dari Pelatnas Cipayung yakni tahun 2015 dan 2016. Perkembangannya yang dinilai tertinggal jauh dibanding Jonatan Christie dkk. membuat PBSI berpikir ulang mempertahankannya.

Namun ketika akan dicoret, penampilan pemain kelahiran Banjar, Jawa Barat, ini selalu moncer. Dua tahun lalu Firman sukses menembus semifinal Vietnam Open setelah sebelumnya selalu gagal menembus empat besar turnamen.

Apresiasi juga patut diberikan pada Jonatan Christie yang bermain stabil sepanjang BATC. Dia bahkan hanya butuh 45 menit untuk mengalahkan andalan Korsel, Son Wan Ho, dengan skor 21-18, 21-14 di laga pembuka semifinal. “Memang kami sudah lolos ke putaran final Piala Thomas, tapi kan kami juara bertahan di turnamen ini, kami ingin mempertahankannya,” kata dia.

Sayang prestasi cemerlang tim putra tak diikuti tim putri. Tim putri Indonesia harus takluk dengan skor telak 0-3 dari Jepang di babak semifinal. Gregoria Mariska Tunjung yang digadang-gadang memperpanjang napas Indonesia keok di laga ketiga melawan Nozomi Okuhara 5-21, 21-19, 15-21.

“Meski kalah tapi kita lihat perjuangannya, ada progress. Tadi yang menentukan itu kematangan, kesiapan dan keberanian, pemain kita baru masuk ke kelas yang lebih tinggi,” ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya