SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta [SPFM], Fenomena badai matahari, menurut Kepala Pusat Sains Antariksa Clara Yono Yatini, tidak berhubungan dengan cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia. Clara, Rabu (25/1) menjelaskan badai matahari merupakan fenomena aktivitas matahari yang melepaskan proton, electron, dan gas bermuatan magnet akibat adanya peningkatan aktivitas medan magnet matahari. Pemicunya adalah adanya gesekan antarmedan magnet matahari yang memicu pelepasan material matahari.

Clara menambahkan fenomena badai matahari bukan merupakan siklus matahari dan sifatnya tidak terduga tergantung dari aktivitas matahari itu sendiri. Clara membenarkan pada 23 Januari lalu merupakan puncak dari badai matahari. Dampak yang ditimbulkan adalah adanya blackout sementara/ atau putusnya komunikasi radio. Namun, menurut Clara, masih terdapat dampak tunda badai matahari yang terasa selama 1-4 hari setelah puncak badai matahari. [miol/rda]

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya