SOLOPOS.COM - Belanda melawan Meksiko malam ini diprediksi bakal berlangsung sengit. Dua tim asal Eropa dan Amerika Selatan dengan formasi strategi yang sama akan membuat laga berjalan ketat. Foto ilustrasi: Ist/Bola.net

Solopos.com, FORTALEZA — Laga Belanda melawan Meksiko di Stadion Castelao, Fortaleza, Minggu (29/6/2014) pukul 23.00 WIB malam ini adalah pertandingan pertama yang mempertemukan tim Eropa dan Amerika Selatan di babak 16 besar. Langkah De Oranje, yang dinominasikan sebagai salah satu kandidat juara, mesti dihadang El Tri. Mesti diingat bahwa tim ini bukan tim sembarangan.

Pola permainan dan raihan poin yang didapat Meksiko pada babak grup – mengemas 7 poin serta menahan imbang Brasil tanpa gol— menjadi penegas bahwa mereka bukanlah lawan yang bisa dianggap enteng.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Namun Belanda juga datang sebagai salah satu tim Eropa kuat, kendati mendapatkan cibiran karena pola defensif 5-3-2 yang diusung Luis Van Gaal.

Pada fase grup, Belanda pun tampil mengejutkan, mendepak tim juara bertahan Spanyol dan selalu menang dalam tiga pertandingan. Meski bermain defensif, Belanda juga mampu meraih 10 gol dan jadi tim tersubur selama fase grup.

Yang patut disoroti dari Hererra adalah pola Meksiko yang memainkan tiga orang di garis pertahanan. Tak hanya itu, lini tengah mereka pun lebih memiliki kecenderungan untuk bertahan. Maka wajar saja jika Meksiko menjadi salah satu tim dengan pertahanan terbaik, dan baru kebobolan satu gol.

Kemampuan mereka membuat frustrasi lawan tergambar saat Meksiko menahan imbang Brasil 0-0. Kala itu Meksiko memakai formasi defensif 5-3-2 sepanjang pertandingan. Dua fullback cenderung sejajar dengan back three, dan jarang untuk membantu serangan.

Melawan Brasil, target mereka memang mengincar satu poin. Kondisi ini yang membuat serangan mereka ke gawang Julio Cesar boleh dikatakan tak terencana dan cenderung asal – memakai bola-bola panjang dan tembakan dari jarak jauh.

Memang, diredamnya pergerakan kedua fullback membuat Meksiko tak bisa menyerang titik lemah Brasil, yakni di sayap.

Ada yang menjadi alasan utama Brasil tak bisa membobol gawang Meksiko. Selain kesulitan membongkar pertahanan lima orang tembok belakang Meksiko, Brasil pun kesulitan menembus lewat poros tengah. Pasalnya, dua orang striker Meksiko, yakni Giovani Dos Santos dan Chicharito, cenderung merapat pada gelandang.

Satu hal yang mesti diwaspadai Belanda adalah tim asuhan Van Gaal ini sama seperti Brasil. Keduanya sama-sama tidak memiliki deep lying midfielder. Faktor ini yang jadi penyebab Brasil kala itu kesulitan menembus barisan tengah Meksiko.

Hal sama mungkin ditemui Belanda, mengingat dua orang gelandang mereka, yakni Nigel De Jong dan Jonathan De Guzman, bukan pemain bertipikal metronom.

Lantas, untuk mematikan serangan Belanda, Meksiko tak usah capek-capek menghentikan Arjen Robben dan Robin van Persie. Anak asuh Hererra ini cukup membuat De Jong dan De Guzman memiliki jarak jauh dengan lini barisan depan. Apalagi jika mereka bisa menahan sang gelandang serang, Wesley Sneijder, untuk bermain lebih dalam.

Hal ini yang dilakukan Australia pada babak pertama penyisihan grup. Akibatnya, Belanda bermain buruk dan tak berpola. Belanda baru bisa kembali ke permainan terbaiknya ketika van Gaal mengubah formasi menjadi 4-3-3 dengan menambah seorang gelandang serang yakni Memphis Depay.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya