Solopos.com, SOLO — Tim sepak bola Persik Kediri terpaksa “mengungsi” ke Solo dan Boyolali untuk menghadapi putaran 12 besar devisi utama Liga Indoesia di bulan Agustus ini. Sebab, bersamaan dengan agenda itu, masyarakat Kediri tengah mengadakan pemilihan kepala daerah (Pilkada)
Pelatih Persik Kediri, Aris Budi Sulistyo, mengatakan timnya harus menghadapi Perseta Tulung Agung di Stadion Pandanaran, Boyolali, Senin (19/8) dan menjamu Persisko Jambi di Stadion Manahan, Sabtu (24/8). Terakhir, Persik akan melawan PSCS Cilacap di Stadion Manahan, Kamis (29/8).
“Sebenarnya, pemindahan lokasi pertandingan ini kurang menguntungkan bagi kami. Tapi, apa boleh buat. Kami harus tetap bermain maksimal di Solo dan di Boyolali nanti,” katanya kepada Espos, Sabtu (3/8/2013).
Aris mengatakan, untuk pertandingan di luar kandang namun menjadi tuan rumah seperti ini Persik Kediri harus mengeluarkan tak sedikit. Persik Kediri harus menyiapkan dana puluhan juta rupiah guna menyewa Stadion Manahan dan Stadion Pandanaran.
“Semula, ada usulan menggunakan Stadion Sriwedari. Tapi, harganya juga terlalu tinggi. Kami harus menyediakan dana Rp125 juta untuk semua pertandingan. Setelah dibahas internal, kami memilih bertanding di Manahan dan Pandanaran. Lampu penerangan di dua stadion itu juga sangat memadai,” katanya.
Saat bertanding di Solo dan Boyolali, Persik Kediri tetap memperoleh dukungan dari Persik Mania (julukan suporter Persik). Hal tersebut diharapkan dapat mendongkrak semangat tim dalam memburu kemenangan di setiap laga yang dilakoni.
“Target kami ingin promosi ke ISL di musim mendatang. Semoga, dengan usaha para pemain dan dukungan penuh suporter, target itu bisa tercapai. Kami sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari, termasuk melakukan uji coba dengan tim lokal,” katanya. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
