SOLOPOS.COM - Bonaventura Gunawan menunjukkan karya Grafis Democracy is My li(f)e. Lukisan 2,5 x 5 meter ini akan dipamerkan dalam acara pameran tunggal seni Grafis Re-Public: Reminding of Exsistence, pada Sabtu 12-20 Agustus 2017, di Bentara Budaya Yogyakarta. (Marwan Yotha/JIBI/Harian Jogja).

Pameran Jogja kali ini berupa seni grafis

Harianjogja.com, JOGJA — Bonaventura Gunawan kembali menggelarkan pameran tunggal seni grafis setelah beristirahat lama, Re-Public: Reminding of Exsistence sebagai tajuknya yang akan dilangsungkan Sabtu 12-20 Agustus 2017 di Bentara Budaya Yogyakarta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pameran tunggal seniman alumnus ISI Yogyakarta ini akan dibuka oleh Dr. Suwarno Wisetromo M.Hum., dosen Pascasarjana ISI Yogyakarta dan Kurator Galeri Nasional Indonesia, Sedangkan Kuss Indarto bertindak sebagai kurator dalam pameran tunggal B. Gunawan ini. Lebih dari 50 Karya B. Gunawan akan dipamerkan pada acara tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

Salah satu karya yang paling menarik adalah karya berjudul Democracy Is My Li(f)e yang berukuran cukup besar 2,5 x 5 meter.

“Karya tersebut dibuat dalam waktu sebulan setelah melihat keadaan bangsa belakangan, didalamnya saya menceritakan actor-aktor politik, bagaimana jadi orang partai, bahwa untuk dalam tataran dewan itu harus saling tindas menindas dan ternyata nanti keluar juga jadi badut. Dan juga arus kehidupan hanya akan berakhir di penjara atau masuk kotak,” Kata Gunawan Kepada wartawan saat berbincang di pendopo kawasan Jalan Letjen Soeprapto, Selasa (8/8/2017).

Ia menambahkan karya yang akan dipamerkan acara tersebut, mengembalikan realitas sosial, politik, kemasyarakatan kepada publik yang selalu ada sesuatu harus dibenahi,

“Karya Seni dalam konteks ini berlaku sebagai peringatan dini atas segala sesuatu yang tak beras dalam masyarakat, kiranya bukan hal berlebihan, namun realitas tersebut memang faktual, maka salah satu fungsinya adalah mampu membebaskan  cara pandang mainstream yang pasif menjadi kritis,” ungkap Gunawan.

Sementara itu, Kurator pameran tunggal B.Gunawan, Kuss Indarto menyampaikan bahwa hadirnya pameran seni grafis B. Gunawan cukup membuat special lantaran seni tersebut seakan menghilang cukup lama,

“Pameran tersebut kiranya dapa dibaca sebagai upaya ulang balik sang seniman terhadap persoalan dan psikologis, sekaligus sebuah ikhtiar besar Gunawan sebagai ‘si anak yang hilang’ untuk kembali masuk pusaran peting dunia seni rupa di Jogja bahkan di Indonesia,” kata Kuss.

Kuss menegaskan bahwa karya seni grafis bukanlah karya sederhana proses pengajarannya. Ada kompleksitas dalam prosesnya.

“Inilah tantangan yang tengah digeluti dengan baik oleh Gunawan, Bagaimana seni grafis ini mempunyai teknik cetak tinggi, maka hal itu adalah bagian dari minat, kemampuan dan kecintaannya pada teknik klasik, serta selaras dengan dunia ekspresinya,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya