SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, JAKARTA &ndash;</strong> Perkembangan teknologi, munculnya generasi baru, munculnya <em>disruptive leader</em>, <em>booming</em>-nya <em>leisure ekonomi</em>, dan gelombang perubahan yang telah bergulung, telah mengubah dunia kita berpijak khususnya perubahan yang begitu cepat yang terjadi di bisnis perhotelan.</p><p>Merespons kecepatan teknologi, perubahan perilaku <em>customer</em> dan banyaknya produk serta merek yang mulai berguguran membuat Azana bergerak cepat dengan mengubah pola kerja &amp; meningkatkan kemampuan <em>team</em> agar tetap relevan dengan kondisi saat ini.</p><p>Azana menyelenggarakan <em>workshop</em> untuk general manager dan sales marketing di jaringan Azana Hotels &amp; Resorts yang diikuti oleh perwakilan dari 30 hotel Azana di seluruh Indonesia. Azana sangat tanggap dalam melihat perubahan dan perkembangan <em>landscape</em> bisnis perhotelan di Tanah Air.</p><p>Menurut Dicky Sumarsono, CEO Azana Hotels &amp; Resorts, ketika kita berada di model peradaban dunia lama, kita masih mengalami lawan yang jelas, <em>supply demand</em>-nya tunggal, banyaknya bisnis dengan cara <em>owning economy</em> serta pola kerja dan bisnis yang masih <em>linier</em>. Sementara di dunia baru tempat kita beraktifitas saat ini, justru lawan-lawan kita tidak terlihat, <em>supply and demand</em> melalui jejaring, pola bisnis tidak perlu lagi menggunakan <em>owning economy</em> tapi cukup dengan <em>sharing economy</em>, dan polanya lebih <em>real time</em> serta exponential.</p><p>Bahkan, valuasi sebuah hotel kini tidak lagi didasarkan pada apa yang dijual oleh hotel tersebut, valuasi baru juga mengulurkan prospek yang tampak pada keberadaan hotel tersebut dalam membangun ekologi yang kita sebut sebagai pasar. Jadi, model bisnis dan prospek bisnis hotel serta profesionalisme SDM yang ada di dalamnya selalu melakukan <em>up skills</em> itulah yang akan dinilai menjadi tinggi.</p><p>Berada di dunia baru seperti ini, justru ada banyak peluang yang bisa kita ambil dari perusahaan lain atau dari ide bisnis yang telah berjalan dari perusahaan lain, yang mungkin belum optimal dan masih bisa kita kembangkan hanya dengan menurunkan biaya, memperbaiki kinerja, mengubah strategi, melakukan perubahan-perubahan penting dan tentu meremajakan diri terus menerus.</p><p>Azana Hotels &amp; Resorts juga baru saja mewajibkan kepada seluruh <em>top leaders</em> dan <em>sales marketing team</em> dari 30 hotel yang dikelolanya membuat program <em>leisure experience</em> dengan selalu membuat senang dan menciptakan WOW <em>experience</em> untuk semua <em>customer</em>-nya. Kami meyakini bisnis hotel saat ini harus kita perlakukan sebagai bisnis <em>leisure</em> dengan menyuntikkan elemen <em>experience</em> ke <em>value proposition</em> yang ditawarkan kepada konsumen.</p><p>Selain itu, Azana telah menciptakan HEM (Happiness, Esteem, Meaning) pada semua pelanggan karena kami yakin di era <em>leisure</em> ini <em>customer</em> selalu haus akan kesenangan, dengan memberikan <em>value</em> yang amat tinggi bagi <em>customer</em>.</p><p>Produk dan pelayanan pasti akan memiliki unsur orisinalitas dan otentisitas, <em>customer</em> pun sudah saatnya diberikan panggung karena mereka menginginkan momen-momen berkesan di setiap pengalamannya menginap di hotel. Pelayanan tersebut akhirnya akan tercipta sebuah <em>storytelling</em> yang kuat yang memungkinkan pesan-pesan merek menjadi viral dari satu <em>customer</em> ke <em>customer</em> lain.</p><p style="text-align: center;"><img src="http://img.bisnis.com/uploads/images/workshop-azana.jpg" alt="" /></p><p>Jadi menurut Dicky, Hotel Industry 4.0 lebih menitik beratkan kepada terjadinya <em>shifting business</em> model yang mengharuskan pengusaha hotel untuk meremajakan diri dan memaksimalkan peran digital dalam rangka perolehan lebih banyak <em>customer</em>. Hal tersebut bertujuan agar bisnis lebih efektif, karena dunia digital saat ini lebih <em>inclusive</em>, jadi semua akan bergabung di dalamnya dengan memahami adanya perubahan yang cepat dan seleksi alam yang terjadi di bisnis ini.</p><p>Hotel harus fokus pada kebutuhan konsumen baru jika ingin mendapatkan pertumbuhan yang tidak hanya berasal dari kinerja berkala saja dan sudah saatnya hotel melakukan bisnis secara <em>fair</em> karena <em>customer</em> semakin pintar, semakin cepat mengetahui produk dan layanan bahkan sebelum <em>customer</em> tersebut <em>check in</em> di hotel kita.</p><p>Mengikuti era hotel industry 4.0, kami semakin gencar melakukan video <em>campaign</em> yang di-<em>posting</em> melalui <em>platform</em> promosi digital seperti Youtube, Instagram sponsored dan Facebook ads walaupun kami juga tidak asal <em>posting</em>, karena bagi kami bukan hanya isi informasi tetapi juga pengemasannya.</p><p>Di era <em>media social</em> yang sangat padat dengan unsur audio visual, <em>style</em>, dan <em>content</em> menjadi sangat penting. Dicky mengatakan <em>customer</em> saat ini membutuhkan pelayanan tingkat tinggi, yang lebih konkret dengan ekspektasi yang lebih tinggi dari sebelumnya, penjualan kamar melalui aplikasi Android juga terus digencarkan termasuk CRM Automotion melalui Artificial Intellegence yang tersetup di Aplikasi Azana Traveller. Namun demikian, <em>human touch</em> tetap menjadi peran nomor satu, di dunia yang sudah serba digital ini.</p><p>Azana lebih optimistis, 2018 ini akan menciptakan pertumbuhan signifikan yaitu di atas 50% dengan total hotel yang kami kelola mencapai di atas 50 hotel, Azana terus men-<em>scale up</em> bisnisnya melalui <em>zooming</em> dan <em>adventuring strategy</em>.</p><p>Strategi terus dilakukan tanpa henti karena sebenarnya di era Hotel Industry 4.0 banyak peluang-peluang baru yang bermunculan yang akan menciptakan pendapatan baru bagi perusahaan. Dengan meningkatkan basis <em>customer</em> dan menggaet segmen <em>customer</em> yang lebih luas lagi, serta menciptakan bisnis model baru dengan mengelola resiko seminim mungkin.</p><p>Karena pemenang pada persaingan bisnis di era baru ini kini memilih untuk fokus pada pemberian manfaat dan nilai bagi beberapa pihak yang berkepentingan dan bukan pada harga yang murah atau sekedar produk yang berbeda saja. Kita harus fokus pada kebutuhan konsumen baru dan tidak berhenti karena terbentur pada batas yang kita buat sendiri jelas Dicky.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya