SOLOPOS.COM - Ilustrasi gizi buruk (JIBI/Solopos/Dok.)

Grobogan (Solopos.com)–Keinginan Siti, 39, ibu dari bayi penderita gizi buruk, Astuti Ayu Lukmanah, 2,7 tahun, untuk bertemu dengan anggota Komisi E DPRD Provinsi Jateng yang berkunjung ke Grobogan, Rabu (16/3), pupus sudah.

Harapan warga Dusun Semen RT 4, RW VIII Desa Sindurejo, Kecamatan Toroh ini untuk bisa mendapat bantuan atau perhatian lebih tak terlaksana, karena rombongan Komisi E DPRD Jateng tak jadi menengok penderita gizi buruk tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hanya staf dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng yang datang ke lokasi. AB Marjuki staf Bagian Kesehatan Keluarga (Kesga), kepada Solopos.com  mengatakan, rombongan Komisi E DPRD Jateng yang dipimpin  Yoyok Sukawi ada acara lain sehingga tidak sempat datang.

Ekspedisi Mudik 2024

“Gizi buruk yang diderita Astuti akibat penyakit yang dideritanya. Untuk penanganan penderita gizi buruk sudah ada prosedurnya. Baik mulai dari Posyandu hingga dirujuk ke rumah sakit kabupaten dan provinsi dan ini sudah dilaksanakan,” tutur Marjuki.

Keluarga miskin

Menurut Siti, untuk mengobati anak pertamanya yang ditinggal kabur ayahnya, Ali Lukman, warga Lampung ini, dirinya tidak sanggup lagi karena  harta benda sudah habis dijual.

“Saya tidak bekerja, orangtua tidak mampu padahal untuk beli obat agar bisa buang air besar akibat gangguan pencernaan untuk tiga hari sekitar Rp 67.000.  Terus terang saya sempat berharap mendapat bantuan dari anggota DPRD yang katanya mau datang ke sini,” tutur Siti.

Penderitaan Astuti, Balita yang lahir 4 Oktober 2008 ini menurut Kepala Puskesmas Toroh I, dr Yukanan kepada Solopos.com, akibat asupan gizi saat dalam kandungan kurang.

“Kebetulan dari keluarga miskin, sehingga selama dalam kandungan asupan gizi kurang, akibatnya pertumbuhan organ tubuh si bayi tidak maksimal. Jadi gizi buruknya akibat penyakit yang diderita si bayi,” ungkap dr Yukanan.

Yang menyedihkan lagi, tambah Yukanan, Astuti juga menderita sejumlah penyakit, yakni hydrocephalus, lemah jantung, syaraf dan gangguan pencernaan di mana makanan langsung masuk ke usus besar tidak ke lambung.

“Ini butuh penanganan dokter super sepesialis. Keluarga ini juga butuh bantuan materi tidak hanya medis saja karena kondisinya memprihatinkan,” tegasnya.

rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya