SOLOPOS.COM - Kopi lokal Wonogiri (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — Wonogiri diharapkan dan ditargetkan bisa masuk indikasi geografis kawasan kopi di Indonesia. Harapan tersebut didasarkan dengan adanya potensi kopi yang luas di Wonogiri.

Hal itu disampaikan oleh pendamping lokal Desa Brenggolo, Bambang Whakit Abdul Rahman, saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Desa Dlepih, Tirtomoyo, Wonogiri, Minggu (30/8/2020).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Desa Brenggolo merupakan salah satu kawasan penghasil kopi di Wonogiri. Sejak Desember 2019, di desa tersebut mulai memproduksi kopi dalam bentuk kemasan untuk dijual.

30 Advokat Baru Dilantik, Diminta Jaga Idealisme dan Kawal Dana Desa

Bambang mengatakan, meski kabar kopi Wonogiri sudah sampai di meja redaksi Kementerian Pertanian, namun penetapan Wonogiri sebagai geografis kawasan kopi di Indonesia belum diraih. Kabar kopi Wonogiri khas Brenggolo sudah sampai Kementan pada 2019.

Kemudian pada Desember 2019, Kementan memberi bantuan mesin roasting ke Desa Brenggolo. Untuk mewujudkan harapan tersebut, menurut dia, butuh gerakan bersama dan dukungan dari beberapa pihak.

“Di saat musim tanam kopi, petani menanam. Untuk masyarakat umum, jika mengetahui Wonogiri mempunyai kopi sebagain identitas lokal diharapkan muncul kebanggan dan rasa memiliki. Untuk pemerintah selalu mendukung program yang dijakankan. Ini salah satu bentuk dukungan dari berbagai pihak,” kata dia saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Desa Dlepih, Tirtomoyo, Wonogiri, Minggu (30/8/2020).

Potensial

Ia mengatakan, kawasan potensial kopi di Wonogiri cukup luas. Daerah Girimarto, Slogohimo, Puhpelem, Karangtengah, Tirtomoyo dan daerah lainnya berpotensi semua. Tinggal bagaimana semua pihak berperan dalam mewujudkan harapan tersebut.

Terakit harga kopi Wonogiri, menurut dia, tidak bisa dibandingkan dengan kopi produk pabrik. Pasti produk pabrik lebih murah. Secara pembiayaan, rangkaian produksi dan proses pembuatan kopi cukup waktu lama dan rumit. Namun dari kualiatas rasa jauh lebih baik kopi Wonogiri.

Kanker Paru Sulit Dideteksi, Mematikan bagi Pria

Sementara itu, pemilik kedai kopi Wonogiri di Karangtengah, Habib Erdi Efendi, berharap kopi dari Karangtengah bisa menggantikan komoditas cengkeh. Selama ini Karangtengah dikenal sebagai penghasil cengkeh. Namun beberapa tahun terakhir pohon cengkeh mengalami karusakan yang hampir merata di seleluruh wilayah Karangtengah. Sehingga penghasilan cengkeh menurun signifikan.

“Jika ada orang yang berkunjung ke Karangtengah harapannya yang dituju atau dicari pertama kali kopi khas sini,” kata dia kepada Solopos.com di kedainya, Dusun Timbangan, Karangtengah, Minggu.

Pegiat Kopi di Wonogiri sekaligus penjual kopi Wonogiri, Yosep Bagus Adi, berharap kedai atau cafe kopi di berbagai tempat mau membeli atau memesan kopi produk Wonogiri. Sehingga keberadaan kopi bisa dikenal oleh para pecinta kopi. “Kami juga berharap kopi Wonogiri ini nantinya bisa menjadi oleh-oleh khas juga,” kata Bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya