SOLOPOS.COM - PENILAIAN -- Para peserta lomba ayam panggang khas Klaten memajang hasil masakan mereka untuk dinilai tim juri dalam lomba yang digelar di Objek Wisata Mata Air Cokro, Klaten. (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

PENILAIAN -- Para peserta festival ayam panggang khas Klaten memajang hasil masakan mereka untuk dinilai tim juri dalam acara yang digelar di Objek Wisata Mata Air Cokro, Klaten. (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

KLATEN – Aroma ayam panggang menggugah selera menyeruak hidung di kompleks Objek Wisata Mata Air Cokro (OMAC) di Desa Cokro, Kecamatan Tulung, Klaten, Sabtu (23/6/2012). Sebanyak 44 ingkung atau ayam yang dimasak utuh tersaji guna memeriahkan Festival Ayam Panggang Khas Klaten.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menu ayam panggang sebenarnya mudah ditemukan hampir di seluruh pelosok tanah air. Akan tetapi, masyarakat Klaten memiliki cara tersendiri dalam mengolah ayam panggang. “Salah satu ciri khas ayam panggang asli Klaten adalah dilumuri santan kelapa,” ujar Ketua Panitia, Hendro Susilo.

Selain dilumuri santan kelapa, ayam panggang khas Klaten berbahan dasar ayam kampung dere atau belum pernah bertelur. “Ibarat manusia, ayam itu masih perawan. Belum terlalu tua sehingga dagingnya cukup empuk saat disantap,” jelas Endro.

Masyarakat Klaten juga memiliki cara tersendiri dalam memasak ingkung ini. Untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna, ayam itu dipanggang dengan menggunakan arang batok atau tempurung kelapa. “Arang batok itu tidak berasap. Bara apinya merata secara konstan sehingga menghasilkan pembakaran yang sempurna. Biasanya daging bagian dalam bisa matang,” katanya.

Untuk menguji kekhasan ayam panggang yang dilombakan, tim juri mecicipi satu persatu. Sembari mencicipi, tim juri yang terdiri atas pengurus Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Klaten, pejabat Dinas Kesehatan dan Kantor Ketahanan Pangan serta guru tata boga SMK Negeri 3 Klaten itu mewawancarai masing-masing peserta. Dari hasil wawancara, sebagian besar peserta sudah memenuhi standar dalam mengolah ayam panggang. “Kalau saat dicicipi itu dagingnya terasa keras maka dia diragukan menggunakan ayam kampung dere. Kalau daging bagian dalam ternyata masih mentah, kemungkinan dia memanggang ayam dengan arang kayu biasa,” tukas Endro.

Setelah mencicipi dan mewawancarai semua peserta, tim juri mengumumkan pemenang. Ayam panggang buatan Rini Catering berhasil meraih juara I. Juara II diraih pengurus TP PKK Klaten Tengah dan juara III diraih Catering Tiwol. Juara harapan I diraih Balesaras Catering, juara harapan II diraih pengurus TP PKK Kebonarum dan juara harapan III diraih TP PKK Karanganom. Sementara untuk juara favorit diraih perorangan dari Kecamatan Tulung. “Kami sudah menonjolkan kekhasan ayam panggang asli Klaten. Saya senang ayam panggang racikan kami bisa meraih juara harapan I,” ujar Dorotea, 26, perwakilan dari Balesaras Catering.

Kepala Disbudparpora Klaten, Sugeng Haryanto, mengatakan Festival Ayam Panggang Khas Klaten itu digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi Klaten ke 208 sekaligus menyongsong tahun kunjungan wisata 2013. “Melalui kegiatan ini kami juga ingin mempromosikan masakan khas Klaten berupa ayam panggang,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya