SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, SLEMAN—Puluhan ekor ayam milik warga di Kecamatan Kalasan dan Ngemplak mati mendadak selama beberapa hari terakhir. Hingga saat ini, belum diketahui pasti penyebab kematian puluhan ayam itu. Bahkan karena takut, sejumlah warga memilih menjual ayam yang masih sehat dengan harga murah.

Peristiwa ayam mati secara tiba-tiba salah satunya terjadi di Dusun Pondok, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan. Beberapa ekor ayam milik Lasono, 35, dan Ida, 28, warga RT04/RW 01 yang rumahnya berdekatan, mati secara mendadak dalam sepekan terakhir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tak mau ayam lainnya ikut mati, Lasono dan Ida langsung mengurung semua ayamnya di dalam kandang. “Satu ekor ayam milik saya mati mendadak,” ujar Lasono saat ditemui di rumahnya Dusun Pondok, Selomartani, Senin (31/3/2014) siang.

Ekspedisi Mudik 2024

Peristiwa serupa juga nyaris dialami Wagiyem, 60, yang masih bertetangga dengan Ida dan Lasono. Kendati demikian, ayam milik Wagiyem belum sempat mati, kemudian dijual dengan harga Rp6.000 per ekor. Padahal harga normal antara Rp20.000 hingga Rp50.000 per ekornya.

“Saking cucuke medal iler, nglembereg, langsung kula sade regi enem ewu rupiah [Dari paruh keluar air, terlihat tidak sehat, langsung saya jual Rp6.000]. Mriki ayame kathah sing pejah[di sini ayamnya banyak yang mati],” ujarnya, Senin kemarin.

Sejak peristiwa itu, kata dia, Pemkab Sleman melalui dinas terkait belum datang untuk memberikan solusi, sehingga penyebabnya belum diketahui. Warga berharap ada tindak lanjut dari pemerintah, sehingga warga bisa tenang dalam memelihara ayam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya