SOLOPOS.COM - Anggota AWN menyalurkan bantuan kepada masyarakat Ngemplak, Kabupaten Boyolali. (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI— Aksi sosial di tengah pandemi Covid-19 saat ini bisa datang dari siapa saja.

Di Boyolali, ada sejumlah kelompok masyarakat yang dengan sukarela membantu sesama.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bahkan mereka bergerak tanpa bantuan anggaran dari pemerintah.

Aksi donasi untuk membantu orang-orang yang membutuhkan kerap kali muncul baik melalui media sosial maupun secara langsung.

Ekspedisi Mudik 2024

Salah satu kelompok masyarakat yang bergerak di bidang sosial adalah komunitas Asli Wong Ngemplak (AWN) yang fokus bergerak di wilayah Kecamatan Ngemplak.

Grup Facebook

Menurut koordinator AWN, Tri Susanto, AWN terbentuk dari sebuah grup Facebook.

“Sekitar empat tahun lalu, awal mulanya hanya dari sosial media, sebuah grup Facebook,” kata dia.

Anggota grup yang berasal dari beragam kalangan, akhirnya secara tidak langsung mereka bergerak untuk menjalankan aksi-aksi sosial.

Berawal dari kegiatan bagi-bagi takjil di jalan saat bulan puasa, aksi sosial mereka terus berkembang.

Sumber dana dari aksi-aksi mereka, didapatkan dari sistem donasi yang diumumkan di media sosial.

Setelah terkumpul di satu rekening, dan aksi dijalankan, kemudian informasinya dibagikan lagi di grup media sosial mereka sebagai bentuk pertanggungjawaban dari donasi yang dikumpulkan.

Baca Juga: FOTO : Berbagi Bahan Makanan Untuk Saling Membantu Saat Pandemi 

Selain bagi takjil, kegiatan mereka juga berlanjut pada pemberian bantuan untuk kaum duafa dan anak yatim dan piatu.

Namun untuk kegiatan tersebut dilakukan setiap tiga bulan sekali.

“Setiap ada informasi [warga yang berhak menerima bantuan] kami survei. Jika benar-benar layak dan berkenan diberikan bantuan, kami bantu. Kegiatan dilakukan tiga bulan sekali,” lanjut dia.

Warga Isoman

Sedangkan di masa pandemi Covid-19, AWN juga memiliki program pembagian masker gratis dan hand sanitizer gratis.

Menurutnya, saat ini sudah ada lebih dari Rp10.000 masker dan 5.000 botol hand sanitizer yang dibagikan kepada warga di jalan-jalan.

Masker yang dibagikan adalah masker kain yang dibuat warga Ngemplak.

Di masa pandemi ini AWN juga mengadakan program bantu warga yang melakukan isolasi mandiri (isoman).

Baca Juga: Grup Facebook Info Cegatan Klaten ICK Mendadak Hilang, Ketua: Sedih Rasanya… 

“Kami salurkan sembako. Tapi memang kami fokuskan untuk warga dengan ekonomi menengah ke bawah. Untuk PNS tidak kami bantu. Warga yang terlihat mampu pun tidak kami prioritaskan. Data warga isoman kami dapatkan dari Puskesmas kemudian kami survei ke lapangan,” jelas dia.

Menurut Susanto, visi dari AWN adalah membuka kepedulian masyarakat terhadap sesama.

Selain AWN, juga ada Komunitas Masyarakat Peduli Akan Kemanusiaan (Kompak).

Kegiatannya juga tidak lepas dari aksi sosial seperti Giat Ambulans Kompak, bagi nasi Jumat rutin, serta pembagian bantuan sosial dan kegiatan bakti sosial lainnya.



Langsung

Koordinator Kompak, Budiono, mengatakan sumber dana dari kegiatan Kompak berasal dari donasi baik melalui media sosial maupun penggalangan dana secara langsung, serta dari kotak sedekah yang dititipkan di warung-warung.

“Jadi komunitas ini terbentuk karena kesadaran dan pengalaman serta panggilan hati,” kata dia.

Di tengah pandemi saat ini, kegiatan sosial yang dilakukan di antaranya adalah pembagian masker, bantuan sosial, serta layanan ambulans.

Dia mengatakan untuk layanan ambulans, selama ini Kompak juga melayani antar jemput pasien ke rumah sakit, antar jemput jenazah dan yang lain.

“Sebagian sukarelawan Kompak ikut tim pemakaman protokol kesehatan,” lanjut dia.

Banyaknya warga yang melakukan isoman di masa pandemi Covid-19 saat ini juga sempat memunculkan gerakan bagi sayur yang dilakukan kelompok masyarakat.

Dari Kumpulan

Salah satunya yang dilakukan kelompok Merapi Merbabu Rescue (MMR).

Seperti saat ada sejumlah klaster penularan Covid-19 di wilayah Simo, MMR juga menjadi salah satu kelompok yang memasok sayur-sayuran ke Kecamatan Simo.

Menurut Ketua MMR, Putut Tetuko, MMR dibentuk berdasarkan kumpulan sukarelawan.

Awalnya kelompok itu dibentuk karena melihat wilayah Boyolali yang sebagian berada di lereng dua gunung, yakni Merapi dan Merbabu.

Di mana kondisi Merapi saat ini yang masih aktif.  Kegiatan MMR sebenarnya lebih banyak bergerak di Medan kebencanaan.

Sumber dana yang digunakan berasal dari dana sukarela atau mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya