SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO-</strong>Tentu tidak ada orang yang menikah dan berharap perceraian. Namun tahukah Anda <a href="http://news.solopos.com/read/20180207/496/892347/kirim-surat-untuk-hakim-sidang-perceraian-veronica-tan-cuma-pasrah" title="Kirim Surat untuk Hakim Sidang Perceraian, Veronica Tan Cuma Pasrah">perceraian</a> bukan hanya dipicu oleh perselingkuhan atau masalah ekonomi semata? Dilansir dari <em>purewow.com</em> dan ditulis <em>liputan6.com</em>, belum lama ini, berikut ini adalah beberapa sikap dalam pernikahan yang bisa jadi pemicu perceraian. </p><p><strong>Menunjukkan sarkasme pada pasangan</strong><br />Menurut psikologi, sarkasme atau kekejaman bisa dimulai dengan menggunakan <a href="http://news.solopos.com/read/20180816/496/934530/indonesia-punya-652-bahasa-daerah" title="Indonesia Punya 652 Bahasa Daerah">bahasa</a> tubuh yang mengejek atau humor bernada negatif. Hal ini bisa menjadi indikator nomor satu dari perceraian atau perpisahan.<br />Dalam bentuk apa pun, penghinaan tentu sangat beracun bagi sebuah hubungan karena akan menimbulkan rasa jijik. Dan hampir tidak mungkin menyelesaikan masalah ketika ada salah satu pihak yang merasa jijik, bukan?</p><p>Cobalah untuk membangun kesukaan dan kekaguman satu sama lain. Diskusikan kenangan paling bahagia, fokuslah pada bagaimana Anda dan pasangan bisa berakhir bersama, untuk menghindari perceraian.</p><p><strong>Mengeluh</strong><br />Mengeluh mungkin terdengar bukan masalah besar, namun jika mengeluh dilakukan menggunakan kata-kata kasar, Anda mengikis fondasi dari sebuah hubungan. Keberhasilan dari sebuah hubungan pernikahan adalah bagaimana Anda menunjukkannya pada orang lain.<br />Ketika pasangan berada di dalam perspektif yang positif, maka tidak ada orang lain yang akan meragukannya. Namun sebaliknya, jika perspektifnya negatif, orang lain akan melihat hal tersebut apa adanya.<br />Cobalah untuk saling bicara satu sama lain. Anda dan pasangan harus berjuang untuk berkomunikasi secara sehat, tidak ada cara lain untuk menangani sebuah hubungan.</p><p><strong>Diam</strong><br />Sebuah penelitian yang pernah dikutip dalam <em>Journal of Marriage and Family</em>, sikap diam dapat menyebabkan <a href="http://news.solopos.com/read/20180805/496/932227/bmkg-kerusakan-akibat-gempa-lombok-dari-mataram-hingga-bali" title="BMKG: Kerusakan Akibat Gempa Lombok dari Mataram Hingga Bali">kerusakan</a> di dalam hubungan pernikahan jangka panjang. Ada peningkatan jarak dan keterasingan di sini.<br />Ketika marah, cobalah bicara dengan diri sendiri terlebih dahulu. Meluangkan waktu untuk menenangkan diri sendiri selama konflik bukan halangan, selama Anda yakin bisa menyelesaikannya kemudian. </p><p></p>

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya