SOLOPOS.COM - Perahu karet uji coba jalur wisata air Sungai Bengawan Solo dari Beton, Sewu, menuju Pucangsawit, Jebres, Solo, Jumat (4/12/2020). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SRAGEN — Sungai Bengawan Solo masih menjadi zona merah dalam kasus kecelakaan air sepanjang 2020 dengan angka kasus sebanyak 23 kejadian.

Penjelasan itu disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Sragen Sugeng Priyono saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (6/1/2021). Sugeng menjelaskan Bengawan Solo masih menjadi jalur lintasan kamboja, sebutan untuk jasad atau mayat yang mengapung di sungai tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Perjalanan Chacha Sherly Eks Trio Macan hingga Kecelakaan di Tol Semarang-Solo

Ekspedisi Mudik 2024

Sugeng mengatakan penanganan laka air itu dilakukan oleh tim gabungan sukarelawan SAR di Sragen. Dalam penanganan kasus kecelakaan air, Sugeng melihat sukarelawan di lapangan sudah mumpuni dan bisa mengambil keputusan secara cepat di lapangan.

“Seperti kasus temuan mayat terakhir yang sebenarnya ditemukan sudah masuk wilayah Jawa Timur. Namun agar prosedurnya lebih cepat akhirnya mayat tersebut dinaikan ke daratan di wilayah Jawa Tengah, yakni wilayah Sambungmacan, Sragen. Kebijakan ini supaya lebih cepat penanganannya,” ujarnya.

PSBB Jawa Bali Berlaku 11-25 Januari 2021, Ini Konsekuensinya

Puncak Musim Hujan

Dia mengatakan warga harus waspada karena puncak musim penghujan terjadi pada Januari 2021. Pada Januari 2020 lalu, Sugeng mencatat kejadian terbanyak mencapai 50 kejadian tetapi didominasi evakuasi sarang tawon karena saat itu ada kasus kematian akibat serangan tawon vespa. Sampai sekarang masih ada laporan sarang tawon vespa tetapi intensitasnya menurun.

“Sepanjang 2020, kami menangani 245 kasus kejadian, mulai dari bencana alam, penemuan mayat, laka air, pohon tumbang, hingga membantu tim pemadam kebakaran Satpol PP dalam memadamkan api. Dari ratusan kasus itu, kerugian material mencapai Rp4,1 miliar. Kerugian paling tinggi terjadi pada September 2020 senilai Rp1,3 miliar. Kerugian tinggi itu disebabkan karena kebakaran ruko bengkel, dan rumah huni,” jelasnya.

Zidan Hanyut di Sungai Jumog

Pada Januari ini, Sugeng mewaspadai potensi tanah longsor di Sambirejo dan Kalijambe serta potensi banjir dari luapan Sungai Bengawan Solo, Sungai Mungkung, Sungai Garuda, dan Sungai Cemoro di Kalijambe.

Sugeng mendapat laporan kejadian banjir luapan Sungai Cemoro di Dukuh Bapang RT 004, Bukuran, Kalijambe, pada Selasa (5/1/2021) malam.

“Genangan air itu mencapai ketinggian 30 cm dan merendam enam rumah. Genangan itu terjadi karena intensitas hujan tinggi sejak pukul 14.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya