SOLOPOS.COM - ilustrasi asma (tricajusmurah.net)

ilustrasi (tricajusmurah.net)

Stres dan rasa cemas bisa merangsang penyempitan saluran pernapasan yang menyebabkan asma. Ketika cara bernapas kepayahan maka bagi pemilik rekam medik asma akan sangat mengganggu.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Pada penderita asma, saluran pernapasannya menyempit yang mengakibatkan napas cukup sesak dan tidak mengalir lancar. Dokter poli paru-paru di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Jogja Irwan Tansiur mengatakan asma terjadi karena penyempitan sementara pada saluran pernapasan.

Penyempitan itu terjadi pada pembuluh tenggorokan. “Jadi penderitanya akan merasa berat dalam bernafas,” katanya kepada Harian Jogja, Selasa (5/6).

Penyempitan saluran pernapasan ini terjadi karena beberapa rangsangan misalnya saja asap, bulu binatang, dan debu. Ketika rangsangan itu masuk dalam saluran, otot akan kejang sehingga mengakibatkan pembengkakan. “Menyempitnya diameter bronkokonstriksi atau saluran udara menyebabkan napas berat,” lanjutnya.

Di sisi lain, penyempitan saluran juga terjadi tanpa dipengaruhi faktor alergi dari rangsangan-rangsangan yang masuk ke saluran pernapasan. Pasalnya, kata Irwan, asma juga terjadi karena faktor keturunan.

Faktor perangsang menyempitnya saluran juga bisa terjadi saat atau setelah melakukan aktivitas berat seperti olahraga, juga reaksi saluran pernapasan karena alergi udara dingin. “Pada penderita tertentu bisa disebabkan karena stres dan kecemasan yang memunculkan pelepasan histamin dan leukotrien,” ujarnya.

Histamin merupakan senyawa normal dalam jaringan tubuh yang berperan terhadap berbagai proses fisiologis. Adapun leukotrien adalah asam lemak tak jenuh yang mengandung karbon yang dilepaskan selama proses peradangan. Dengan demikian, fungsinya mengontrol emosi sangat diperlukan.

Asma bisa terjadi karena alergi terhadap sesuatu misalnya debu, perubahan suhu, kelembapan, gerak badan yang berlebihan atau ketegangan emosi dapat meyebabkan alergi sehingga selaput yang melapisi pembuluh akan membengkak. Pembengkakan itu menyebabkan keluarnya lendir yang berlebihan sehingga pembuluh menjadi sempit dan penderita sulit bernapas.

Meski begitu, asma bisa dikontrol dengan cara menghindari faktor pencetus dan rutin berolahraga ringan. Untuk penderita asma menetap, bisa menggunakan obat pengontrol asma. Obat pelega biasanya diberikan saat serangan asma terjadi dengan tujuannya melegakan pernapasan atau meredakan serangan asma.

Dalam pengobatan, serangan sesak napas dapat hilang dengan sendirinya. Tetapi, pada kasus serangan berat penanganannya harus segera dilakukan karena dapat menyebabkan kematian. Pada penderita asma yang berat, obat-obatan bisa membuat penderita asma.

Tentang Asma
Ciri-ciri
– Sesak napas disertai suara mengi atau nafas berderit
– Kambuh karena alergi atau kecapaian fisik dan stres

Pencegahan
– Jaga kebersihan dengan menyapu debu pada kasur, bantal atau selimut
– Hindari suhu dan kelembaban ekstrem, binatang piaran atau makanan yang dapat menimbulkan alergi

Pengobatan
– Gunakan obat pelega (bronchodilator) dengan cara dihirup
– Terapi cara rileks dan mengatur napas apabila terjadi serangan asma
– Bila penyakit asma sudah berat, gunakan obat pelega setiap hari
– Dianjurkan selalu membawa obat pelega ke manapun pergi

Diolah dari berbagai sumber

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya