SOLOPOS.COM - Ilustrasi pohon tumbang. (Sunaryo HB/JIBI/Solopos)

Dinas Lingkungan Hidup Solo mencatat ada 50 pohon yang rawan tumbang di jalan protokol.

Solopos.com, SOLO — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo mencatat ada lebih dari 50 pohon di empat jalan protokol di Kota Bengawan yang sangat rawan tumbang dan rawan tumbang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kabid Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan DLH Solo, Luluk Nurhayati, mengatakan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo pada 2016 lalu pernah menyurvei kondisi pohon di jalan protokol. Dia menyebut DKP baru berhasil mendata kondisi pohon yang tumbuh di empat jalan protokol di Solo.

Data hasil survei pohon tersebut kini disimpan oleh DLH. “Berdasarkan catatan kami, ada puluhan pohon di jalan-jalan yang banyak dilalui kendaraan saat ini dalam kondisi rawan tumbang. Kami senantiasa ekstra mengawasi pohon-pohon tersebut terutama saat terjadi hujan dan angin kencang,” jelas Luluk saat berbincang dengan Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (23/1/2017).

Luluk memerinci kondisi pohon di empat jalan protokol yang pernah disurvei DKP pada 2016 lalu, yakni ada 10 pohon di Jl. Slamet Riyadi (RS Kasih Ibu-simpang empat Ngarsopuro) tergolong sangat rawan tumbang, 18 pohon di Jl. Slamet Riyadi (RS Kasih Ibu-simpang empat Ngarsopuro) tergolong rawan tumbang.

Selanjutnya, 18 pohon di Jl. Ir. Juanda (simpang empat Gotong Royong-Kantor Kelurahan Pucangsawit) tergolong rawan tumbang, 11 pohon di Jl. Adisucipto (Patung Obor-Patung Memahan) tergolong rawan tumbang, dan 12 pohon di Jl. Dr. Radjiman (Pasar Singosaren-simpang empat Baron) tergolong rawan tumbang.

Luluk menerangkan pohon dinilai rawan tumbang karena telah rusak akibat beberapa faktor, seperti terjangkit penyakit, terserang hama, termakan usia, hingga ulah manusia. DLH bakal memangkas pohon yang tergolong sangat rawan tumbang dan rawan tumbang tersebut demi mencegah terjadinya gangguan.

Dia menyebut pemangkasan pohon dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan. “Yang paling bahaya ada di Jl. Slamet Riyadi. Jarak antarpohon cukup rapat dan umumnya sudah tua. Pohon angsana di Jl. Slamet Riyadi bahkan rusak karena serangan hama. Saya sendiri tidak begitu tahu hewan apa itu. Tapi hewan itu merusak pohon dari batang hingga sampai ke bagian akar. Pohon jadi kering. Sedangkan di tempat lain, pohon rusak karena berbagai sebab,” jelas Luluk.

Luluk menyampaikan DLH pada tahun ini bakal melanjutkan inventarisasi pohon khususnya di jalan protokol Solo. DLH bahkan akan menerbitkan kartu identitas yang menjelaskan secara detail tentang kondisi pohon terkini.

Dia menilai agenda inventarisasi pohon penting dilakukan untuk mengantisipasi agar pohon tidak membahayakan masyarakat. “Kami tahun ini punya program KTP pohon. Artinya, kami akan mendata pohon-pohon di Solo dan menerbitkan kartu identitas untuk pohon. Kartu tersebut berisi beberapa hal tentang masing-masing pohon, seperti umur pohon, tinggi pohon, diameter pohon, termasuk juga kondisi pohon. Apakah pohon itu dalam kondisi sehat atau rawan tumbang? Nanti bisa dilihat di kartu yang tengah kami buat,” jelas Luluk.

Diwawancarai terpisah, Kepala DLH Solo, Hasta Gunawan, menerangkan sejumlah faktor yang membuat pohon di Solo rawan tumbang khususnya saat angin kencang, yakni akar pohon terpotong saat ada pembangunan, posisi tumbuhnya tidak mengguntungkan sehingga miring mengikuti arah matahari, serta pertumbuhan akar tertekan padatnya lalu lalang kendaraan dan tonase berat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya