SOLOPOS.COM - Ilustrasi menonton video mesum. (Solopos)

Solopos.com, SOLO — Media sosial kini tengah ramai membahas istilah fetish setelah adanya kicauan yang viral di Twitter. Cuitan itu bernada pengakuan dari seorang warganet yang menjadi korban predator fetish kain jarik. Namun, tahukah Anda apa sebenarnya penyebab fetish? Bisakah menonton video porno memicu fetish?

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa di Primayana Hospital Bekasi Barat, dr Alvina, berpendapat fetish adalah objek mati atau tak hidup. Sedangkan, fetishism merupakan fantasi, dorongan, atau suatu perilaku seksual yang menggunakan objek mati sebagai metode untuk membuat seseorang terangsang secara seksual.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Seorang dengan fetishism akan berfantasi seksual atau melakukan perilaku seksual misalnya masturbasi dengan menggunakan benda yang tak hidup sebagai objek untuk menimbulkan rangsangan seksual," terangnya seperti yang dikutip dari Bisnis.com.

Depresi

Spesialis kedokteran jiwa, dr Andri, mengungkapkan penyebab seseorang mengidap fetish yakni karena adanya gangguan kejiwaan seperti depresi.

Bikin Melongo, Ini Detail Arti Prasasti China di Kebun Jati Semarang

"Misalnya biasanya, apakah dia mengalami gangguan depresi? Jadi penelitian mengatakan bahwa fetish dan kelainan seksual lainnya. Parafilia ini banyak dialami oleh orang-orang yang mengalami depresi," terangnya melalui video di saluran Youtube Andri Psikosomatik.

Parafilia merupakan sebuah gangguan kelainan perliaku seksual yang menyimpang, tak lazim, atau tidak sesuai norma kebiasaan. Orang yang mengidap parafilia biasanya mendapatkan kepuasan seksual melalui fantasi dengan benda mati, menonton video porno, dan perilaku mengintip, yang menjurus ke fetish.

Berdasarkan penelitian, kebanyakan pengidap parafililia berkategori fetish karena cenderung mengalami depresi dan kurang percaya diri. Biasanya mereka tak percaya diri jika berhadapan dengan perempuan atau terdapat rasa takut dengan adanya penolakan dari perempuan.

Oleh karena itu, mereka menyalurkan hasrat seksual melalui benda mati, mengintip, hingga berfantasi sambil meonton video porno. "Dari situ dia mendapatkan kepuasan seksual, karena dia sendiri takut untuk berhadapan langsung dengan perempuan," ungkap Andri.

Video Porno

Selain depresi, dr Andri mengatakan bahwa dengan menonton video porno dapat memicu parafilia kategori fetish. Hal ini terjadi karena biasanya film tersebut kerap mempertontonkan adegan atau gaya seks parafilia seperti mendapatkan kepuasan dengan didokumentasikan, kekerasan, bahkan penyiksaan terhadap pelaku.

Ngeri, Pandemi Covid-19 Bikin 678 Karyawan di Klaten Kena PHK & 1.803 Dirumahkan

"Nah jadi ini kita perlu untuk perhatikan juga di dalam praktiknya, bukan hanya pada perilaku seksual yang menyimpang, tapi juga pada dasar mengapa dia mengalami gangguan kejiwaan," terangnya.

Andri menuturkan bahwa setiap orang kerap memiliki dorongan fantasi seksual. Namun, beberapa dari mereka dapat menekan hasrat tersebut dan menyudahinya supaya tidak terus berulang.

"Apalagi kalau misalnya dorongan seksualnya masih bisa dikendalikan oleh si orang tersebut, dan mempunyai cara untuk stop, itu dengan cara mengurangi dan bahkan tidak mendapatkan stimulasi dari yang lainnya," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya