SOLOPOS.COM - Tim BPBD Klaten bersama Muspika Cawas mengecek kondisi batu di perbatasan Cawas-Gunungkidul, DIY, yang mengancam ratusan rumah warga, Senin (13/1/2020). (Istimewa/BPBD Klaten)

Solopos.com, KLATEN -- Batu besar berdiameter 3 meter hingga 5 meter di perbukitan Seribu Gunung Tancep, Ngawen, Gunungkidul, DIY, terancam longsor membahayakan ratusan warga di Burikan, Cawas, Klaen.

Batu berukuran jumbo tersebut berpotensi menggelinding ke bawah mengenai rumah warga. Informasi yang dihimpun Solopos.com, warga di Tancep, Ngawen, Gunungkidul, mendengarkan bunyi menggelegar, Selasa (7/1/2020) malam.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Setelah dicek, bunyi menggelegar itu berasal dari batu berukuran jumbo yang menggelinding dari Perbukitan Seribu. Batu tersebut sudah menggelinding ke bawah berkisar 500 meter.

Saat ini, batu tersebut tertahan rumpun bambu di perbukitan. Di bawah perbukitan tersebut terdapat ratusan rumah warga Burikan, Cawas, Klaten.

“Kami memperoleh informasi itu dari warga Gunungkidul langsung. Hari ini kami mengecek ke lokasi. Batu besar itu memang bisa meluncur ke bawah sewaktu-waktu," jelas Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sri Yuwana Haris Yulianta, saat ditemui wartawan di kantornya, Senin (13/1/2020).

Kecelakaan Saat Pulang dari Aksi Tanam Pohon di Karanganyar, Gadis 14 Tahun Meninggal

BPBD Klaten berencana memetakan kondisi di lapangan bersama tim reaksi cepat (TRC) dan tim SAR pada Rabu dan Kamis (15-16/2020) mendatang. Hal itu terkait jalur evakuasi, titik kumpul, sistem peringatan dini, penguatan risiko bencana dengan ronda, dan lainnya.

Sri Yuwana mengatakan batu itu mengancam sekitar 300 keluarga. Jumlah itu terdiri dari 141 keluarga di Dukuh Mundon RT 017 dan RT 018 di RW 007.

Jumlah warga di Dukuh Mundon mencapai 417 jiwa. Di samping itu, warga di Dukuh Groyokan RT 018, RT 019 dan RT 020 di RW 008, terdapat 159 KK. Jumlah warga di Groyokan mencapai 479 jiwa.

“Jarak batu ke dukuh itu tidak sampai dua kilometer. Saat ini sudah menggelinding 500 meter. Dilihat dari kemiringan [perbukitan] kurang lebih 45 derajat. Bentangan potensi longsor batu sekitar 1.200 meter,” katanya.

Tugu Lilin Jadi Jalur Pengalihan Arus Flyover Purwosari, Warga Minta Ini Ke Pemkot Solo

Kepala Desa (Kades) Burikan, Surata, mengatakan di desanya memang menjadi fokus pemantauan ancaman longsoran batu dari kawasan perbukitan. Masyarakat dan sukarelawan di bawah perbukitan diminta selalu waspada, terutama saat terjadi hujan di malam hari.

“Ini tindak lanjut dari batu yang jatuh beberapa waktu lalu. Di Burikan ini hanya terdampak. Soalnya, batunya itu berada di Gunungkidul. Informasinya mau dipecah di atas," kata dia.

Pemerintah Desa Burikan mengantisipasi dengan menggelar ronda malam. Setiap rumah harus memiliki lampu darurat guna mengantisipasi mati lampu saat terjadi hujan deras di malam hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya