Solopos.com, KARANGANYAR -- Sebanyak 100 unit alat early warning system (sistem peringatan dini) dipasang di sejumlah wilayah rawan bencana Karanganyar.
Alat EWS tersebut merupakan bantuan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo yang diserahkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Kamis (7/11/2019).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Rencananya alat EWS itu akan dipasang di 15 desa/kelurahan di tujuh kecamatan Kabupaten Karanganyar.
Pria 39 Tahun Jadi Tersangka Kasus 6 Orang Perkosa ABG Wonogiri
Peneliti sekaligus Dosen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UNS Solo, Ahmad Marzuki, menjelaskan UNS Solo menyerahkan 100 unit sensor untuk dipasang di dalam rumah. Sensor itu dipasang di tembok yang terdapat retakan akibat gerakan tanah.
Ahmad menjelaskan latar belakang pembuatan alat itu melalui proses intelektual yang lama. Tujuannya memberikan peringatan dini kepada warga di lokasi rawan bencana alam.
Rata-rata EWS dipasang di luar rumah. Tetapi EWS dari UNS ini dipasang di dalam rumah. Ahmad beralasan itu mengantisipasi suara sirine EWS yang dipasang di luar rumah tidak terdengar warga karena hujan lebat.
Advan Rilis HP Canggih Desain Keren Cuma Rp749.000
"Jangan sampai masyarakat tahunya saat ada gemuruh. Sebelum ada gemuruh masyarakat harusnya sudah dengar sinyal. Jadi masyarakat siap-siap pergi. Yang diserahkan ini sensor di dalam rumah. Sensor akan berbunyi bahkan apabila terdapat gerakan kecil dari tanah yang menyebabkan retakan dinding rumah ikut bergeser," kata Ahmad saat berbincang dengan wartawan didampingi Dekan Fakultas MIPA UNS Solo, Harjana.
UNS berencana menyerahkan juga dua unit EWS yang dipasang di luar ruangan. EWS diletakkan di tanah yang retak. Tetapi bantuan dua unit EWS yang dipasang di luar ruangan itu akan diserahkan pada awal 2020.
Sesuai hasil koordinasi dengan BPBD Karanganyar, dua unit EWS akan dipasang di Desa Tengklik, Kecamatan Tawangmangu dan Desa Koripan, Kecamatan Matesih.
Busyro Muqoddas: Gibran Tak Usah Nyalon, Jokowi Jangan Kayak Cendana
"Dana [pembuatan EWS] luar ruang lumayan besar sehingga tidak bisa banyak. Kami koordinasi dengan BPBD untuk mengatur tempat. Ini EWS tanah longsor dan dinding retak bikinan sendiri," ujar dia.
EWS yang dipasang di dinding tembok di dalam rumah menggunakan daya baterai kering. Daya tahan baterai itu diprediksi dua tahun. Warga diharapkan dapat merawat alat tersebut sehingga tetap berfungsi saat bencana datang.
"Pakai baterai dan bukan listrik untuk antisipasi listrik mati saat hujan deras," ujar dia.
Isu Gadis Wonogiri Korban Perkosaan Tawarkan Diri, Diduga Cuma Alibi Pelaku
Sementara itu, Sekretaris BPBD Karanganyar, Hendro Prayitno, mewakili Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Karanganyar, Bambang Djatmiko, menyampaikan pemasangan EWS di dinding rumah yang retak dibantu sukarelawan dari tujuh kecamatan.
Sukarelawan itu di antaranya Sambernyowo, Rimba Lawu, Rendan, dan lain-lain. "Pemasangan selama dua hari [sejak diserahkan pada Kamis]. Setelah dipasang, sukarelawan akan melaporkan lokasi pemasangan kepada UNS melalui BPBD. Kami berharap pemasangan alat itu dapat membantu memperingatkan warga supaya segera menyelamatkan diri," tutur dia saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (8/11/2019).
Berikut daftar penerima bantuan EWS dari UNS Solo:
Kecamatan Tawangmangu
- Kelurahan Tawangmangu: 14 unit
- Desa Tengklik: 11 unit
Kecamatan Karangpandan
- Desa Gerdu: 8 unit
- Desa Karangpandan: 3 unit
Kecamatan Jenawi
- Desa Menjing: 9 unit
- Desa Balong: 7 unit
- Desa Anggrasmanis: 8 unit
Kecamatan Matesih
- Desa Koripan: 18 unit
Kecamatan Ngargoyoso
- Desa Girimulyo: 3 unit
- Desa Jatirejo: 3 unit
- Desa Kemuning: 2 unit
- Desa Dukuh: 2 unit
Kecamatan Jatiyoso
- Desa Beruk: 4 unit
Kecamatan Kerjo
- Desa Gempolan: 3 unit
- Desa Plosorejo: 5 unit
Sumber: BPBD Karanganyar.