KULONPROGO-Penyebaran virus flu burung di Kulonprogo semakin mengkhawatirkan. Tercatat dua kasus kematian unggas terjadi berturut-turut, 17-18 April 2013.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kulonprogo, Drajad Purbadi menginformasikan kasus pertama Rabu (17/4) terjadi di Dusun Kepek, Desa Pengasih. 30 Ekor itik mati mendadak. Setelah melakukan tes cepat pihaknya menyimpulkan unggas tersebut positif terjangkit flu burung (H5N1).
Sehari sesudahnya, di Dusun II, Desa Tayuban, Panjatan ditemukan puluhan ekor unggas yakni delapan ekor ayam dan 53 ekor itik mati mendadak. Tidak jauh berbeda, unggas tersebut juga terjangkit flu burung.
Menurut Drajad, setelah mendapatkan laporan, pihaknya segera melakukan disinfeksi di rumah tempat unggas yang mati mendadak tersebut.
Mereka juga membagikan disinfektan kepada warga sekitar agar bisa melakukan disinfeksi mandiri setiap hari selama dua minggu.
Selain itu, pihaknya juga melakukan disinfeksi ke pasar-pasar burung di Kulonprogo. Pasar burung merupakan tempat pertemuan unggas dari berbagai daerah sehingga pertukaran virus flu burung dapat terjadi.
Drajad mengatakan, saat ini wilayah Kulonprogo tergolong endemis virus flu burung.
Karena itu, warga yang memelihara unggas di rumah, diharapkan bisa mengkarantina ternaknya agar tidak bercampur dengan unggas lain yang bisa saja membawa virus.