SOLOPOS.COM - Remaja beraktivitas di dekat tebing JLK Wonogiri ruas perbatasan Lingkungan Keron, Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri-Dusun Sumber, Desa Pare, Kecamatan Selogiri, Senin (21/12/2020). (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI— Warga diminta tak beraktivitas di dekat tebing jalan lingkar kota atau JLK Wonogiri, terutama saat penghujan seperti sekarang. Pengguna jalan juga diimbau waspada saat melintas jalan tersebut. Karena tebing jalan lingkar kota rawan longsor.

JLK yang terdapat tebing terletak di ruas Mapolres, Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri-Terminal Giri Adipura, Dusun Krisak, Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lokasi tepatnya di ruas perbatasan Lingkungan Keron, Kelurahan Wuryorejo-Dusun Sumber, Desa Pare, Kecamatan Selogiri. Sebelumnya lokasi tersebut perbukitan. Pemerintah Kabupaten Wonogiri mengepras bukit itu saat membangun JLK. Alhasil, sisa keprasan JLK membentuk tebing.

JLK ruas itu dibuka untuk kendaraan pada 2019, kecuali kendaraan besar. Pembukaan untuk kendaraan besar masih menunggu kebijakan. Sejak JLK dibuka banyak warga, terutama remaja, berfoto di area sekitar tebing. JLK ruas itu juga kerap dilewati pengguna jalan, kendaraan pribadi maupun umum. Pada sisi lain, tebing JLK rawan longsor, terutama saat penghujan.

Tegakkan Protokol Kesehatan, Polres Karanganyar Pantau Pemudik di 4 Exit Tol

Pantuan Solopos.com, Senin (21/12/2020), ada dua remaja yang berfoto dekat tebing JLK. Setelah berfoto keduanya berbincang beberapa lama. Sesekali mereka melihat tebing di dekat mereka yang tingginya lebih dari 5 meter itu. Setelah diingatkan, mereka akhirnya pergi. Mobil pribadi dan sepeda motor lalu lalang dari arah Mapolres maupun dari arah berlawanan.

Kepala Dinas Perhubungan Wonogiri, Ismiyanto, mengimbau warga tak beraktivitas di dekat tebing JLK terlebih dahulu, termasuk berfoto. Apalagi sekarang ini hujan sudah sering mengguyur, sehingga potensi tebing longsor meningkat. Dia senang warga bisa menikmati hasil pembangunan daerah. Tetapi, sebaiknya warga mengutamakan keselamatan.

“Jangan sampai terjadi gara-gara selfie menjadi korban longsor,” kata Ismiyanto saat dihubungi Solopos.com.

BST di Wonogiri Lanjut 6 Bulan Lagi, Tapi…

Pernah Longsor

Dia juga mengimbau pengguna jalan selalu waspada saat melintasi tebing JLK. Selain memperhatikan jalan, pengguna jalan sebaiknya memperhatikan kondisi tebing agar dapat merespons jika sewaktu-waktu ada pergerakan tebing yang akan longsor.

“Tahun ini JLK ruas Mapolres-Singodutan kami pasangi PJU [penerangan jalan umum] bertenaga surya hibah dari Kementerian ESDM [Energi dan Sumber Daya Mineral]. Sebelumnya JLK ruas itu belum ada penerangannya. Ke depan kami akan terus mengupayakan melengkapi dengan sarana perhubungan lainnya,” kata Ismiyanto.

Lokasi Rapid Test Antigen di Solo, Lengkap dengan Biayanya

Sementara itu, warga Dusun Sumber, Desa Pare, Yadi, 63, menginformasikan sebelumnya beberapa bagian tebing JLK pernah longsor. Bahkan, longsorannya sampai ke badan jalan. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka.

Dia menyebut tebing di JLK yang paling rawan longsor adalah tebing di dekat tikungan tak jauh dari pertigaan Dusun Sumber. Tebing itu sangat tegak, tinggi, dan dekat dengan badan jalan.

“Penghujan sebelumnya tebing di tikungan itu pernah longsor. Material longsor sampai hampir menutup jalan. Untungnya tidak ada korban. Longsor biasanya terjadi saat malam saat atau setelah hujan,” ujar Yadi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya