SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Solopos.com, KULONPROGO — Dinas Kesehatan Kulonprogo mencatat kasus Demam Berdarah Dengue alias DBD hingga Juni 2021 sebanyak 122 kasus diikuti dengan tiga kasus kematian. Warga diharapkan selalu melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P)Dinas Kesehatan Kulonprogo Rina Nuryati mengatakan kasus demam berdarah dengue perlu diwaspadai. Apalagi diikuti dengan adanya kasus kematian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Terlebih, saat ini gejala yang dimiliki oleh pasien DBD hampir mirip dengan gejala pasien positif Covid-19. Masyarakat Kulonprogo diminta tidak takut memeriksakan diri saat kena DBD ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

“Sampai saat ini masih ada yang takut ke fasilitas pelayanan kesehatan. Padahal mengalami gejala demam berdarah. Sehingga, mengakibatkan keterlambatan penanganan dan dapat berakibat fatal bagi keselamatan warga,” kata Rina pada Jumat (2/7/2021).

Baca juga: Pasien Covid-19 Membludak, IGD RSUD Wates Ditutup

Lebih lanjut, musim pancaroba juga menjadi tantangan sendiri bagi warga. Dikarenakan, jentik nyamuk berkembang biak dengan cepat. Terlebih, di wilayah dengan catatan kasus DBD cukup tinggi di Kulonprogo. Seperti di kapanewon Wates, Pengasih, Lendah, Nanggulan, Panjatan, Temon dan Sentolo.

“Selain upaya pemberantasan sarang nyamuk, warga juga disarankan untuk melakukan olahraga untuk menjaga imunitas tubuh. Serta mengkonsumsi makanan yang kaya akan gizi. Agar kesehatan tubuh bisa terjaga,” kata Rina.

Baca juga: Pemkot Jogja Buka Pendaftaran CPNS dan PPPK Untuk 930 Formasi

Kepala Puskesmas Wates, Kulonprogo,  Eko Damayanti mengatakan upaya antisipasi kasus DBD di wilayahnya dilakukan dengan pendistribusian abate dan larvasida. Serta, melakukan kegiatan fogging bagi wilayah yang memenuhi syarathingga sosialisasi DBD ke masyarakat.

“Kami juga menyelidiki epidemiologi ke lokasi kasus ditemukannya DBD guna mencari kasus tambahan. Dengan pemantauan jentik pada radius 100 meter dari lokasi temuan kasus. Selain itu, PSN juga rutin dilakukan di Kapanewon [Kecamatan] Wates. Para kader dan supervisi Pokjamal DB kapanewon juga melakukan pemantauan jentik di setiap wilayah,” kata Eko Damayanti.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya