SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Witing tresno jalaran saka kulino. Sebuah pepatah Jawa yang menunjukkan romansa cinta dapat tumbuh karena terbiasa. Termasuk dengan teman satu kantor. Tapi awas, cinta lokasi terkadang memiliki konsekuensi yang tak ringan. Salah satunya kehilangan pekerjaan.

Cinta itu bisa jatuh ke hati yang dipilih. Rutinitas dan pertemuan dengan orang yang sama setiap hari memiliki peluang besar akan hadirnya cinta.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sayang, tak jarang cinta lokasi atau cinlok justru menjadi bumerang. Mulai dari segi profesionalitas hingga kehilangan pekerjaan.

Faiza Habi Wijayasari, Funding Officer Bank Sleman, menuturkan, dirinya mengalami cinta lokasi dengan Aditya Perdana, teman sekantornya saat masih bekerja di BRI dua tahun silam. Saat itu, Faiza, demikian ia disapa, bekerja di divisi operasional sebagai teller, sedangkan suaminya bekerja di bagian pemasaran. “Meskipun berbeda divisi, namun BRI memiliki kebijakan melarang pasangan suami istri bekerja di satu atap,” jelasnya, Senin (5/9).

Ketika dirinya memutuskan untuk berkomitmen dan siap melangkah ke jenjang pernikahan, perempuan kelahiran 25 Mei 1984 ini pun segera bersiap mencari pekerjaan lain.

Dirinya dengan sadar mengambil keputusan ini dengan pertimbangan posisi pekerjaannya baru berstatus karyawan kontrak sedangkan pasangannya yang bekerja sebagai Account Officer sudah menjadi pegawai tetap.

Siap-siap kehilangan pekerjaan atau mengalahkan perasaan. Itu dilema bagi sebagian besar orang yang mengalami cinlok di lingkungan kerja.

Beberapa perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda untuk karyawan yang saling jatuh cinta dan memiliki kesepakatan untuk menikah.
   
BNI misalnya, menerapkan kebijakan yang lebih fleksibel. “Selama pasangan suami istri tidak berada dalam satu unit, masih diizinkan bekerja dalam satu kantor,” jelas Ahmad Fikri, Kepala BNI Cabang Trikora Jogja, Senin (5/9).
   
Alasannya, kata Fikri, agar fairness dalam bekerja tetap terjaga. Selain, relasi suami istri, pertalian saudara dalam satu kantor pun mendapat kebijakan serupa.
   
Sedangkan PT Aksara Dinamika Jogja melarang sesama karyawan saling menikah, sekalipun keduanya menempati divisi yang berbeda.
   
Menurut Adhitya N, wakil pemimpin redaksi salah satu media yang bernaung di perusahaan tersebut, kebijakan tersebut diterapkan sebagai antisipasi terjadinya konflik kepentingan.
   
“Selain itu juga untuk menjaga objektivitas kinerja di dalam kantor. Terlebih jika kedua orang tersebut memiliki posisi strategis yang menentukan keputusan yang diambil,” tegasnya.

Psikolog, Siswa Widyatmoko, menyebutkan, pertama kali seseorang yang terlibat cinlok di kantor harus sadar dengan perasaannya. Kesadaran tersebut, meliputi, apakah hubungan yang sedang dijalani termasuk dalam kelekatan yang aman atau tidak aman.

Aman artinya hubungan tersebut menghasilkan energi positif yang mendukung hubungan, dan melahirkan motivasi baik.

“Sebaliknya, orang yang terlibat dalam relasi romantik tidak aman akan selalu menjadi korban dalam hubungan,” tegasnya, Senin (5/9).

Selain itu, lanjut dia, mereka juga perlu mempertimbangkan mana yang lebih penting dalam kehidupan mereka, karier atau pasangan.

“Jangan lupa juga untuk berpikir konsekuensi dari keputusan yang diambil,” tambah Siswa.

“Dan ingat, berpikirlah dengan logika waras. Mengingat sebagian besar mereka yang tengah dimabuk cinta seringkali meninggalkan rasio. Alhasil yang lahir penyesalan,” pungkasnya.(Wartawan Harian Jogja/Switzy Sabandar)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya