SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><b>Solopos.com, KARANGANYAR </b>&ndash; Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Karanganyar mengedukasi pedagang dan pembeli tentang syarat sah hewan kurban. Sejumlah hewan belum layak untuk kurban di jual pedagang.</p><p>Syarat sah hewan kurban salah satunya adalah umur hewan kurban cukup. Menentukan umur sapi dan kambing dikenal dengan istilah poel. Salah satu ciri yang mudah dilihat apabila hewan ternak dikatakan sudah poel adalah gigi susu tanggal dan diganti gigi dewasa. Dua gigi besar di tengah atau orang mengenal dengan sebutan menyerupai gigi kelinci.</p><p>Disnakkan Karanganyar membuat jadwal pengecekan kesehatan hewan kurban di enam kecamatan di Kabupaten Karanganyar pada Selasa-Kamis (14-16/8/2018). Enam kecamatan itu adalah Jaten, Colomadu, dan Kebakkramat pada Selasa. Gondangrejo dan Karanganyar pada Rabu dan Tasikmadu pada Kamis. Konsentrasi pengecekan adalah lapak pedagang dan lokasi pemotongan hewan.</p><p>Disnakkan menggandeng mahasiswa Akademi Peternakan Karanganyar. Seperti dilakukan di sejumlah lapak pedagang di Jl. Lawu, Selasa. Pemeriksaan fokus pada kualitas aman, sehat, utuh, dan halal (Asuh). Pengecekan di tempat pemotongan hewan dilaksanakan saat Iduladha hingga dua hari berikutnya.</p><p>"Pengecekan hewan kurban dilakukan satu-satu di sejumlah lapak di tepi Jl. Lawu. Kami cek kualifikasi asuh. Terutama edukasi tentang hewan kurban poel. Petugas mengecek pergantian gigi seri," kata Staf Kesehatan Hewan Disnakkan Karanganyar, Fathurrahman, saat dihubungi Solopos.com, Selasa.</p><p>Hewan kurban yang sudah dinyatakan poel akan mendapatkan kalung berupa label hewan layak kurban. Informasi yang dihimpun Solopos.com, tim menemukan sejumlah kambing belum layak jual sebagai hewan kurban karena belum poel. "Secara keseluruhan sehat. Kami cek ada yang belum poel. Kami memberikan edukasi masyarakat awam. Cek gigi itu paling mudah. Ciri gigi poel itu gigi susu [gigi kecil-kecil bagian depan] sepasang di depan sudah lepas dan ganti gigi dewasa ukuran besar," tutur dia.</p><p>Hal senada disampaikan Kasi Kesehatan Hewan Disnakkan Karanganyar, Rusjayanto. Dia memimpin pengecekan hewan kurban di Colomadu. Hasil pengecekan hewan kurban di sejumlah lapak pedagang sehat tetapi sejumlah hewan kurang nafsu makan.</p><p>"Kemarau begini, panas makanya nafsu makan berkurang. Solusinya suntik vitamin dan saat memberi makan ditambah garam untuk menambah nafsu makan. Secara garis besar bagus, sehat. Harga sapi turun tetapi harga kambing dan domba naik," tutur dia.</p><p>Pengecekan hewan kurban di kecamatan lain di luar enam kecamatan tersebut diserahkan kepada mantri ternak di masing-masing kecamatan. Pada pemeriksaan hewan tahap selanjutnya, tim fokus pada cara pemotongan, pembuangan limbah, dan kualitas daging maupun jeroan. Salah satu pedagang hewan kurban di Suruhkalang, Jaten, Dede Triatmodjo, 25, menjual 61 ekor kambing sejak Senin (13/8/2018). Harga kambing mulai Rp1,6 juta-Rp5,2 juta per ekor. Harga kambing paling mahal jenis etawa. Dia kulak kambing ke Wonogiri.</p><p>"Ini sudah laku lima ekor. Prediksi saya, pembeli paling ramai nanti H-2 Iduladha. Pembeli saya persilakan memilih sesuai pilihan. Mau mengecek detail boleh. Kami akan mengantar kambing itu ke alamat rumah pembeli," tutur dia.</p>

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya