SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Banyak depot air minum isi ulang yang belum memiliki sertifikasi higienis

 

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Harianjogja.com, SLEMAN – Banyaknya depot air isi ulang di Sleman yang belum memiliki sertifikat higienis disebabkan sejumlah faktor. Selain rendahnya kesadaran dari pemilik depot untuk memperoleh sertifikasi, sebagian menilai biaya pengurusan sertifikasi dinilai mahal.

Penasehat Asosiasi Depot Air Minum (Asdam) Sleman Slamet Suparman mengakui, masih banyak pengusaha depot air isi ulang yang belum sadar jika sertifikasi higienis perlu dilakukan. Meski begitu, ada beberapa faktor yang turut menyertai pengusaha enggan mengurusnya. Salah satunya, masalah biaya pengurusan yang dinilai mahal.

“Biayanya sekitar Rp400.000. Itu dinilai berat untuk depot isi ulang yang kentungannya hanya sedikit. Kalau yang sudah besar mungkin tidak masalah,” katanya, Selasa (6/9/2016).

Menurutnya, rata-rata pengusaha depot air isi ulang masih menggunakan lahan sewa untuk operasional usahanya. Kondisi tersebut membuat biaya operasional usaha depot air minum juga tinggi.

Seringkali pengusaha depot air isi ulang berpindah-pindah lokasi untuk menekan biaya operasional. Dari sekitar 120 unit usaha air isi ulang, katanya, didominasi pedagang skala kecil.

“Mereka mendapat keuntungan yang tidak begitu besar. Saat depotnya laku, mereka tidak lagi berpikir untuk membuat sertifikat higienis air,” ungkapnya.

Bersambung halaman 2

Menurut Slamet, rendahnya kesadaran pengusaha depot air minum untuk menjaga higienitas air yang dijualnya berdampak juga pada keikutsertaan anggota Asdam. Menurutnya, pengusaha yang bergabung dengan Asdam hanya 20 orang.

Padahal keikutsertaan di Asdam akan mempermudah proses pemberian pengarahan mengenai sertifikat higienis. “Kami berharap Dinas Kesehatan aktif dalam memberikan sosialisasi ke masyarakat. Istilahnya jemput bola. Langsung turun ke lapangan,” katanya.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Sleman memaparkan data di mana 94% depot air minum isi ulang di Sleman tidak memiliki sertifikat higienis. Kondisi ini tentu saja beresiko terhadap kesehatan masyarakat. Pasalnya, air minum yang belum memiliki sertifikat higienis tidak ada jaminan tercemar bakteri e-Coli.

“Air minum yang tidak bersertifikat belum tentu bebas dari bakteri e-Coli. Bakteri tersebut dapat menyebabkan sakit pencernaaan,” kata Kepala Seksi Farmasi Makanan dan Minuman, Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinkes Sleman, Gunanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya