SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta--Masyarakat harus disiapkan mentalnya untuk kemungkinan terburuk Timnas gagal menjadi juara AFF 2010.

Optimistis tetap perlu dan harus tetapi juga harus melihat kenyataan, jadi jangan sampai euforia ini berubah menjadi sakit mental.

Promosi Sukomulyo Gresik Pemenang Desa BRILiaN Kategori Pengembangan Wirausaha Terbaik

“Masyarakat harus disiapkan mentalnya untuk kemungkinan terburuk Timnas gagal menjadi juara AFF 2010. Bahkan lebih buruk lagi kalau kalah atau hasil seri yang didapat pada pertandingan Final leg ke-2 nanti. Mental masyarakat harus dikondisikan untuk siap menerima kegagalan,” kata Praktisi kesehatan Dr Ari Fahrial Syam dalam keterangan tertulisnya seperti dilansir detikcom, Rabu (29//12).

Ekspedisi Mudik 2024

Euforia akan berbalik 180 derajat menjadi Dysphoria. Dysphoria adalah perasaan sedih, marah, gelisah, sensitif karena harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Perasaan menjadi tidak senang dan tidak nyaman. Tapi dysphoria bisa dicegah jika masyarakat bisa menerima faktanya.

“Kita berharap euforia tetap menjadi euforia karena melihat tontonan menarik dan euforia tidak berakhir dengan dysphoria. Kita juga harus tunjukkan kepada dunia bahwa kita menang dengan sportif dan jika kalah kita terima dengan lapang dada,” ujar Dr Ari.

Euforia dari sudut kesehatan mental merupakan suatu hal yang positif. Euforia merupakan bentuk rasa senang dan orang yang mengalami euforia secara kejiwaan berada dalam keadaan baik. Euforia juga bisa membuat orang lupa sesaat akan berbagai permasalahan yang menekan.

Euforia timbul karena adanya pelepasan hormon endorpin (morfin endogen). Endorpin biasanya dilepaskan saat orang berolahraga, gembira, mengonsumsi makanan yang pedas, perasaan cinta dan orgasme. Endorphin akan bekerja seperti opiod yaitu sebagai penghilang rasa sakit dan menimbulkan rasa senang.

“Makin kita tereksitasi terhadap euforia ini misal dengan tertawa terbahak-bahak membuat pelepasan endorpin ini semakin banyak. Euforia juga membuat orang rela menghabiskan koceknya untuk membeli berbagai atribut dan juga membeli tiket untuk menonton,” kata Dr Ari.

Tapi euforia yang terlalu berlebihan juga bisa menyebabkan seseorang menjadi sensitif, hiperaktif dan gelisah. Euforia bola saat ini kata Dr Ari merupakan bagian dari kerinduan yang sangat akan adanya suatu keberhasilan.

dtc/nad

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya