SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Tumpukan sampah yang menggunung setinggi lebih dari 10 meter di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosongo, Jebres, terbakar pada Sabtu lalu (20/10/2018).

Petugas kesulitan melakukan pendinginan karena benda-benda yang terbakar didominasi sampah plastik dan limbah rumah tangga lainnya. Kebakaran sampah tersebut mengakibatkan kepulan asap cukup tebal dan menerjang rumah-rumah warga sekitar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Asap itu bisa mengakibatkan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) baik pada manusia atau pun hewan seperti sapi yang biasa berkeliaran di TPA Putri Cempo.

Informasi yang diperoleh Solopos.com, Selasa (23/10/2018), warga sekitar terganggu asap putih yang masih mengepul dari lokasi kebakaran. Bahkan, mereka mulai merasakan sesak napas dan sebagian mengungsi ke rumah kerabat.

Sementara di gunungan sampah  ada sekitar 12 ekor sapi yang berlalu lalang di lokasi kebakaran TPA Putri Cempo. Sapi-sapi itu menghirup asap yang mengepul.

Direktur Klinik Hewan Solo Ida Tjahajati menjelaskan mengenai kepulan asap di TPA Putri Cempo bisa mengakibatkan penyakit ISPA pada sapi.

“Infeksi saluran pernapasan atas [ISPA] bisa disebabkan debu, asap, gas dan lain-lain sehingga kalau ada asap yang dihirup berlebihan bisa menyebabkan radang pada daerah hidung diikuti infeksi,” ujarnya.

Ida menambahkan jika sapi terlalu banyak menghirup udara di kawasan itu sapi itu bisa mati secara mendadak.

“Kalau kadar atau jumlah asap yang dihirup berlebihan sapi tidak bisa mengambil oksigen untuk pertukaran O2 dan CO2. Sapi bisa mati secara mendadak. Jika kadar asap yang dihirup sedikit-sedikit sapi bisa mengalami penyakit kronis,” ujarnya.

Pantauan Solopos.com, petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solo terus menyemprotkan air ke arah gunungan sampah yang terbakar, Selasa. Namun usaha tersebut belum membuahkan hasil.

Pengelola TPA Putri Cempo, Muh. Pramujo, mengatakan sudah melakukan upaya pendinginan dibantu petugas DLH.

“Susah sekali menyingkirkan asap dari gunungan sampah tersebut. Sudah tiga hari dilakukan pendinginan tetapi asap masih mengepul di gunungan sampah tersebut,” ujarnya, Selasa.

Muh. Pramujo belum bisa memastikan volume sampah yang terbakar karena medan yang sulit untuk mendeteksi. “Jika asap sudah tidak mengepul lagi kami usahakan memberi tahu pastinya,” ujarnya.

Muh. Pramujo bersama tim masih berupaya menghilangkan kepulan asap yang menjalar sampai permukiman warga. Penanganan asap in diharapkan tidak memakan waktu lama.

“Ini sedang proses pendinginan. Gunungan sampahnya tinggi sekitar 10 meter dan petugas masih melakukan pendinginan. Untuk warga setempat dimohon bersabar rumahnya terkena kepulan asap. Kali terakhir kebakaran terjadi 2015 lalu dan 2018 ini terjadi lagi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya