SOLOPOS.COM - Ilustrasi demam berdarah. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SOLO — Penyakit demam berdarah dengue (DBD) menjadi momok di musim penghujan selain persebaran virus corona dan omicron yang masih menjadi ancaman bagai kesehatan warga Solo. Semua pihak, termasuk masyarakat diminta waspada.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, hingga pekan kedua Februari 2022, jumlah kasus DBD yang dilaporkan mencapai 12 orang. Jumlah ini meningkat dibandingkan 2021 yang hanya 29 kasus sampai akhir tahun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kasus DBD pada anak lebih membahayakan, terlebih tak sedikit yang baru dibawa ke rumah sakit (RS) saat sudah mengalami DSS atau dengue shock syndrome.

Baca Juga: Demam di Musim Hujan dan Banjir Bisa Jadi Tanda 7 Penyakit Ini

Ekspedisi Mudik 2024

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Solo, Hari Wahyu Nugroho, mengakui saat ini sedang musim DBD yang menjadi ancaman kesehatan warga. Pada kasus DBD, yang paling membuat dokter khawatir adalah merembesnya cairan keluar dari pembuluh darah, kemudian masuk ke perut, paru-paru yang membuat sesak napas.

“Karena cairan merembes keluar, akibatnya darah mengental sampai enggak bisa mengalir, bahkan untuk ke otak dan jantung saja tidak bisa. Itulah yang dinamakan DSS, kondisi paling fatal akibat perembesan cairan,” katanya melalui layanan perpesanan Whatsapp kepada Solopos.com, Selasa (15/2/2022).

DSS adalah komplikasi infeksi DBD yang memiliki tingkat kematian tinggi. DSS juga dikenal dengan istilah dengue hemorrhagic fever (DHF), di mana munculnya komplikasi tersebut bisa tiba-tiba dan sangat progresif.

Baca Juga: Awas! Kulonprogo Masih Dihantui Demam Berdarah Dengue

12 Kasus dalam 2 Bulan

Kasus yang menjadi ancaman berat terhadap kesehatan warga itu di Solo ada sekitar 10% dari total penderita DBD. Karenanya, Hari menegaskan sangat penting bagi orang tua untuk melakoni 4M, yakni menguras tempat penyimpanan air, menutup semua tempat penyimpanan air.

“Kemudian mengubur tempat yang berkemungkinan menampung air, dan memantau semua wadah yang dapat digunakan oleh nyamuk berkembang biak. Ini sangat penting sekali,” jelas Hari.

Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan temuan 12 kasus dalam tempo kurang dari dua bulan tergolong tinggi dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga: Ini Loh Cara Pencegahan, Gejala, hingga Pengobatan Demam Berdarah

“DBD itu bahaya, utamanya pada anak. Masyarakat mencegah dengan 4M,” ucap Ning, panggilan akrabnya. Jika suhu badan anak panas, atau orang tua merasa panas tiga hari berturut-turut dan diobati dengan obat penurun panas tidak turun, segeralah ke fasyankes (fasilitas layanan kesehatan).

Hal itu agar tidak sampai terjadi DSS. “Saat ke fasyankes, mereka bisa mendapatkan penanganan yang tepat, apakah harus cek darah dan sebagainya,’ ujarn Ning.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya