SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

BOYOLALI — Air hujan di awal musim rentan terkontaminasi berbagai polutan dan partikel berbahaya. Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali mengimbau agar warga menghindari menampung air hujan yang turun di awal musim hujan tersebut, khususnya bagi warga yang daerahnya mengalami kekeringan akibat kemarau panjang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Air hujan pada satu hingga tiga hari pertama di awal musim hujan biasanya masih kotor karena mengandung berbagai polutan, bahkan partikel berbahaya seperti racun maupun logam berat. Sehingga jika akan ditampung sebagai air bersih untuk keperluan konsumsi, dikhawatirkan dapat berdampak terhadap kesehatan,” ujar Kepala Dinkes Boyolali, Syamsudin, ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (9/10/2012).

Dampak yang dapat ditimbulkan dari polutan air hujan tersebut, dijelaskan Syamsudin, salah satunya gangguan pada perut.

“Jika masuk ke lambung dapat terjadi keluhan penyakit gastritis [radang lambung] dan jika masuk ke usus maka dapat terjadi keluhan penyakit entritis [radang usus],” terangnya.

Memasuki musim hujan, Syamsudin mengimbau masyarakat agar menjaga kondisi stamina tubuh. Mengingat masa pergantian musim, rawan muncul serangan berbagai penyakit menular seperti demam berdarah dengue (DBD) dan gangguan pencernaan.

“Ya untuk meningkatkan daya tahan tubuh supaya tidak mudah terserang penyakit, bisa dengan mengkonsumsi vitamin,” kata dia.

Sebab jika daya tahan tubuh tidak kuat, Syamsudin memastikan seseorang akan mudah terserang penyakit karena masa perubahan musim itu, berbagai penyebab penyakit akan lebih mudah berkembang biak. Di sisi lain, Syamsudin juga mengungkapkan kemungkinan penyakit impor masuk ke Boyolali.

”Artinya, penyakit itu diderita warga namun bukan didapat dari lingkungan tempat tinggal, melainkan dari daerah lain. Misalnya saja ada mahasiswa yang kuliah di luar Boyolali, pulang, kemudian sakit. Tapi ternyata sakitnya itu didapat di daerah dia kuliah, jadi terserangnya bukan saat dia di Boyolali,” paparnya.

Kondisi tersebut, menurut dia, juga patut diwaspadai jika terjadi penularan atau mutasi penyakit impor tersebut ke daerah lokal Boyolali. Dalam hal ini, pihaknya juga mengimbau agar masyarakat tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan senantiasa menjaga lingkungan di tempat tinggal masing-masing tetap bersih.

”Langkah antisipasi lain, ya kami siagakan Puskesmas di masing-masing wilayah,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya