SOLOPOS.COM - Sejumlah petani menunjukkan hasil panen semangka yang menggunakan teknologi Jimmy Hantu di Desa Gawan, Kecamatan Tanon, Sragen, Kamis (9/8/2012). (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

Sejumlah petani menunjukkan hasil panen semangka yang menggunakan teknologi Jimmy Hantu di Desa Gawan, Kecamatan Tanon, Sragen, Kamis (9/8/2012). (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

Sejumlah semangka tergolek di areal pertanian seluas 2.500 m2 milik Tri Wira Suwarto, 35, warga Dukuh Ngamban RT 008/RW 003, Desa Gawan, Kecamatan Tanon. Buah semangka hasil panennya berbeda dengan hasil panen petani semangka lain di wilayah itu. Hasil panen semangka yang biasanya hanya mampu menghasilkan buah dengan berat antara 4-6 kg, kini Tri bisa memetik buah dengan berat 7-12 kg.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Hasilnya cukup memuaskan. Saya sampai keberatan membawa buah itu. Dengan areal tanaman semangka seluas 2.500 m2 ini, saya hanya menggunakan dua paket pupuk organik dari Jimmy Hantu. Selain semangka, saya juga menggunakan pupuk itu untuk tanaman cabe,” ujar Tri saat dijumpai wartawan, Kamis (9/8/2012), di areal tanaman semangka miliknya.

Ekspedisi Mudik 2024

Selain mampu memperbesar buah, pupuk hantu itu juga mempersingkat masa panen. Tanaman semangka miliknya biasanya harus menunggu 65 hari baru siap panen. Namun dengan pupuk organik itu, dia bisa panen lebih awal, yakni selama 60 hari. Sayangnya, ketika musim panen harga semangka anjlok sampai 50%. Harga semangka semula Rp3.000/kg turun menjadi Rp1.500/kg. Turunnya harga semangka itu sempat memukul para petani.

“Buah ini sempat ditawar tengkulak hanya Rp1.500/kg. Sampai saat ini belum saya berikan, karena saya menunggu harga naik dulu. Mulai hari ini [kemarin], harga semangka naik menjadi Rp2.000/kg. Mudah-mudahan terus naik hingga Lebaran mendatang,” harapnya.

Turunnya harga semangka disebabkan banyaknya stok buah pascapanen raya. Semangka milik Tri merupakan semangka jenis nina asal India. Pasaran semangka itu untuk kalangan ekonomi menengah ke atas. Dia semula menanam semangka jenis Sun Flower dan Grand Master. Tanaman jenis itu tak mampu meningkatkan kesejahterannya.

“Dulu buahnya kecil-kecil, maksimal hanya enam kilogram per buah. Bila dijual paling hanya laku Rp5 juta/patuk. Namun dengan kualitas semangka yang besar ini, harga jualnya bisa naik Rp7 juta-Rp10 juta/patuk,” tambah Tarno, Ketua II Kelompok Tani Sumber Makmur Gawan.

Tarno berharap pupuk organik itu bisa diterapkan semua petani karena hasilnya sudah teruji. Pupuk itu bukan hanya meningkatkan unsur hara, tetapi juga mampu merangsang hormon tumbuhan dan buah. “Masa panennya bisa cepat dan umur tanaman bisa lama, seperti tanaman cabe. Tanaman cabe yang biasanya hanya bisa panen 14-15 kali, dengan pupuk hantu itu bisa panen sampai 18 kali,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya