SOLOPOS.COM - Ilustrasi fogging atau pengasapan untuk memutus daur hidup nyamuk (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sebanyak 27 kasus malaria terjadi di Kulonprogo selama periode Januari sampai Mei 2014. Sama seperti tahun sebelumnya, kebanyakan penderita berasal dari daerah endemi malaria, yakni kecamatan Kokap, Samigaluh, dan Girimulyo.

Kendati demikian, Pemkab Kulonprogo mengklaim angka penderita malaria menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Kulonprogo menyebutkan sepanjang 2013 terdapat 134 kasus malaria dengan tren paling tinggi terjadi di awal tahun.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo, Bambang Haryatno, mengungkapkan, pemkab Kulonprogo terus melakukan pencegahan malaria dengan mengoptimalkan peran juru malaria desa (JMD) yang akan melaporkan kasus-kasus malaria di masyarakat kepada puskesmas terdekat.

Ia tidak menampik jika wilayah dengan kondisi geografis pegunungan di Kulonprogo menjadi daerah endemi malaria.

“Suatu daerah dikatakan endemi malaria jika di wilayah tersebut ada nyamuk malaria, dan demikianlah yang terjadi di daerah perbukitan di Kulonprogo,” jelasnya, Kamis (29/5/2014).

Menurut dia, pemberantasan nyamuk malaria harus cermat karena tidak mungkin menggunakan insektisida, mengingat Kokap merupakan penghasil gula semut organik yang dijaga supaya tidak tercemar bahan kimia apapun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya