SOLOPOS.COM - Ahmed Tessario Ekanuramanta saat memberi kuliah di ITS Surabaya. (its.ac.id)

Solopos.com, JAKARTA–Kesuksesan selalu berawal dari ketekunan dan kerja keras. Kadang bukti waktu lama untuk sampai pada titik puncak sebuah keberhasilan.

Dan kebahagiaan terindah adalah saat bisa bermanfaat untuk orang banyak. Itulah yang kini dirasakan Ahmed Tessario Ekanuramanta, salah satu produsen beras organik di Indonesia.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Baca Juga: Sekjen DPR Bikin Kontroversi Lagi, Dulu Usulkan Hotel Isoman, Kini Rp2 Miliar untuk Multivitamin 

Upayanya bertahun-tahun mengkonversi lahan-lahan pertanian nonorganik menjadi organik membuahkan hasil.

Ribuan petani sudah merasakan hasil dari kerja keras alumnus Teknik Kimia ITS Surabaya tersebut.

Butuh Dua Tahun

Dikutip dari Bisnis, Ahmed Tessario Ekanuramanta menginisiasi mengkonversi lahan-lahan pertanian nonorganik menjadi organik sejak 2010 lalu di bawah bendera usaha PT Sirtanio Organik Indonesia.

Dibutuhkan dua tahun untuk mengubah konsep pertanian konvensional tersebut hingga benar-benar menjadi lahan pertanian organik, terutama di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur.

Ada beberapa hal yang membuatnya terpikir untuk mengajak para petani bergabung menghasilkan padi organik pertama.

Baca Juga: Viral Pegawai KPI Curhat Alami Pelecehan Seksual Sampai Bikin Surat Terbuka ke Jokowi 

Dia ingin harga gabah dari petani bisa meningkat sehingga mereka bisa mendapatkan keuntungan lebih besar.

Selain itu, dengan diubah menjadi organik maka produktivitasnya juga akan meningkat.

“Kita lihat ketika banyak chemical yang masuk ke lahan pertanian maka produktivitas lahan tersebut akan berkurang. Menjadi ketergantungan dengan pupuk kimia tersebut,” ujarnya.

Ditolak

Usahanya tidak mudah. Di awal-awal merintis, banyak petani yang menolak dengan berbagai alasan. Ahmed Tessario tak patah arang.

Sirtanio Organik Indonesia masuk perlahan melakukan pendekatan dengan para petani. Tak hanya mengolah lahan secara organik, petani juga dibantu dalam hal pemasaran.

“Karena itulah kami menyebut Sirtanio sebagai perusahaan berbasis sosial yang memproduksi beras organik dengan sistem pertanian organik terintegrasi,” ujar pria kelahiran 1988 ini.

Ada dua hal yang dilakukan oleh Sirtanio. Pertama memberikan bantuan permodalan tanpa bunga kepada petani sehingga mereka tidak lagi tergantung pada tengkulak. Namun bantuan tersebut diberikan dalam bentuk benih, pupuk, tenaga kerja dan lain sebagainya.

Tiga Kali Musim

“Setelah diberi pinjaman lalu kita kawal lahannya sehingga bisa menghasilkan padi organik. Minimal mereka ikut tiga kali musim. Setelah musim ketiga kita bantu sertifikasi menjadi beras organik,” tuturnya.

Setelah itu, pihaknya akan membeli beras tersebut dengan harga yang lebih tinggi 20% hingga 30% dari harga pasar.

Misalnya untuk beras Banyuwangi harga normalnya Rp4.500 per kg gabah kering sawah, Sirtanio bisa memberikan harga Rp4.850 pada panen pertama, kemudian naik menjadi Rp4.950 di panen kedua, dan Rp5.000 pada panen ketiga.

Sertifikat Internasional

Selanjutnya setelah mendapatkan sertifikat organik, harga belinya akan dinaikkan menjadi Rp5.500 sehingga pendapatan para petani meningkat.

Saat ini beras yang dijual Sirtanio Organik Indonesia sudah mengantongi sertifikasi dari beberapa lembaga terakreditasi termasuk sertifikat internasional.

Pada 2019 lalu pihaknya berhasil mengekspor beras ke Italia dan Afrika Selatan.

Untuk menghasilkan padi organik dibutuhkan waktu yang cukup lama sebab tidak hanya karena menggunakan pupuk organik maka disebut sebagai padi atau beras organik tetapi juga ekosistem lahannya harus organik secara keseluruhan.

500 Hektare

Saat ini Sirtanio telah mengkonversi sekitar 500 hektare lahan pertanian menjadi organik, menjalin kerja sama dengan 2.000 petani di Banyuwangi dan sekitarnya dengan rata-rata produksi 100 ton sebulan.



Adapun jenis beras organik yang diproduksi antara lain Beras Merah Organik Seblang Banyuwangi yang memiliki karakteristik harum, pulen dan unik.

Beras ini cocok untuk penderita diabetes, ibu hamil menyusui dan yang ingin diet.

Selanjutnya Beras Hitam Melik Organik yang memiliki rasa khas dan khasiat kesehatan yang tinggi untuk mencegah dan mengobati kanker, diabetes, jantung, anemia, anti penuaan, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Sekjen DPR Bikin Kontroversi Lagi, Dulu Usulkan Hotel Isoman, Kini Rp2 Miliar untuk Multivitamin 

Kemudian ada Beras Putih Organik Seblang Banyuwangi dengan bentuk bulir beras yang kecil, rasa yang harum dan pulen.

Lalu Beras Coklat Organik Seblang Banyuwangi, Beras Merah Germinasi Organik.

“Selain memiliki banyak khasiat, beras organik yang kami hasilkan memiliki aroma yang wangi, pulen, dan harganya pun lebih murah dari yang lain dengan range mulai dari Rp23.000 hingga Rp50.000,” tuturnya.

1.800 Supermarket

Saat ini, beras organik Sirtanio bisa ditemukan di sekitar 1.800 supermarket yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Selain dijual secara offline pihaknya juga memasarkan melalui distributor dan reseller serta penjualan online.

Diakui olehnya penjualan di masa pandemi meningkat signifikan. Rata-rata penjualan beras Sirtanio per bulan mencapai 80 hingga 90 ton dengan keuntungan kotor 22%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya