SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memprediksi puncak musim kemarau 2019 di Jateng terjadi pada bulan September mendatang. Berbagai cara perlu dilakukan sebagai antisipasi kekeringan yang melanda daerah ini.

Kepala Pelaksana BPBD Jawa Tengah Sudaryanto menuturkan, Pemprov Jateng sudah melakukan koordinasi dengan PDAM untuk menghadapi puncak musim kemarau. “Sudah ada rakor [rapat koordinasi] semester I dengan menghadirkan BMKG dan para Kalak (kepala pelaksana) BPBD kabupaten/kota se-Jawa Tengah supaya mengetahui informasi tentang berbagai hal. Juga tentang kekeringan yang puncaknya di awal September,” kata Sudaryanto, Selasa (16/7/2019).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketersediaan air bersih pada masa puncak kekeringan harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, termasuk untuk kegiatan produksi pertanian di desa-desa yang ada di Jawa Tengah. Menurutnya, para petani, dapat menanam tanaman yang tidak terlalu memerlukan banyak air.

Dia mengungkapkan, terdapat 1.259 desa dan 360 kecamatan di 31 kabupaten/kota se-Jawa Tengah yang diprediksi akan terdampak bencana kekeringan pada tahun ini.  “Adapun jumlah jiwa yang diprediksi akan terdampak mencapai lebih dari 2 juta jiwa dengan 545.851 kepala keluarga,” tambahnya.

Daerah-daerah yang diprediksi terdampak kekeringan pada tahun ini antara lain Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purwerejo, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Blora dan Grobogan.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya