SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat dalam rentang 6.830–6.930 pada perdagangan Senin (30/1/2023) hari ini.

Sejumlah saham layak diperhatikan. Sempat tertekan pada awal tahun, IHSG menguat ke 6.898,98 pada penutupan Jumat, yang menjadi level tertinggi sepanjang 2023.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Phintraco Sekuritas dalam risetnya menyebutkan IHSG berpeluang konsolidasi di rentang support 6.830 dan resistance 6.930 pada perdagangan Senin. Namun, secara teknikal, belum ada indikasi yang solid.

“MACD cenderung bergerak sideways seiring Stochastic RSI yang masih di overbought area,” tulis Phintraco Sekuritas.

Dari sisi eksternal, pelaku pasar akan memperhatikan keputusan suku bunga acuan The Fed di FOMC pada 1 Februari 2023. Kenaikan suku bunga acuan diperkirakan naik hanya sebesar 25 basis poin atau lebih rendah dari kenaikan beberapa bulan sebelumnya.

“Hal ini didukung dari Bank Sentral Eropa [ECB] dan Bank of Japan [BoJ] yang tidak berencana meningkatkan agresivitas pengetatan kebijakan moneternya di waktu mendatang,” lanjut Phintraco.

Sementara itu, dari dalam negeri, pelaku pasar akan mencermati perilisan laporan kinerja keuangan 2022 sejumlah emiten pekan ini. Kinerja keuangan yang diperkirakan meningkat akan menjadi sentimen positif bagi pasar modal dalam negeri.

“Saham-saham yang bisa dicermati di Senin (30/1/2023) adalah ADRO, ITMG, INCO, BSDE, SMRA dan CTRA,” tulis mereka.

Chief Executive Officer (CEO) sekaligus pendiri perusahaan riset pasar keuangan Astronacci International Gema Goeyardi menjelaskan ada beberapa katalis positif untuk sejumlah saham, yaitu bursa saham di Asia Pasifik termasuk IHSG menguat mengikuti jejak Wall Street yang bangkit kembali setelah ekonomi Amerika Serikat tumbuh lebih cepat dari perkiraan.

“Menurut data, ekonomi AS tumbuh 2,9 persen per tahun di kuartal keempat, dan ini lebih kuat dari prediksi sebelumnya. Indeks Nikkei 225 naik 0,11 persen pada jam pertama dan Topix naik 0,18 persen.

Indeks S&P/ASX 200 di Australia naik 0,23 persen. Indeks Kospi Korea Selatan terpantau bergerak datar dan Kosdaq naik 0,18 persen,” jelasnya dalam riset, Minggu (29/1/2023).

Bersamaan dengan sentimen ini, Astronacci memprediksi rekomendasi saham dengan potensi kenaikan yang menarik, seperti CPIN, TINS, SMGR, SRTG dan TKIM.

Saham Rumah Sakit

Di sisi lain, saham-saham dalam indeks sektor kesehatan tetap berpeluang memetik keuntungan pada masa setelah pandemi Covid-19, meskipun indeks sektor kesehatan memperlihatkan penurunan pada awal 2023. Indeks sektor kesehatan terpantau melemah 0,09 persen pada penutupan perdagangan Jumat (27/1/2023).

Secara year to date (YtD), indeks ini telah turun 0,60 persen. Research and Consulting Manager Infovesta Kapital Advisori Nicodimus Kristiantoro mengatakan mayoritas saham sektor kesehatan mengalami sejak kasus Covid-19 melandai di 2022.

“Seiring diberhentikannya PPKM maka juga akan berdampak kurang prospeknya saham sektor kesehatan,” kata Nicodimus, Minggu (29/1/2023).

Meski demikian, dia berpandangan emiten kesehatan, terutama rumah sakit, tetap berpeluang tumbuh jika ditopang dengan diversifikasi lini bisnis. Di sisi lain, pelemahan dolar AS dalam beberapa waktu terakhir bisa berdampak positif bagi emiten rumah sakit karena obat-obatan dan peralatan medis masih banyak dipasok dari luar negeri.

“Jika emiten di sektor kesehatan khususnya emiten rumah sakit ditopang oleh diversifikasi lini bisnis yang beragam, maka diproyeksi tetap sanggup bertahan mencatatkan fundamental yang solid. Selain itu, faktor positif juga diperkirakan dapat berasal dari proyeksi lebih stabilnya nilai tukar rupiah di tahun ini karena mayoritas bahan baku dari impor jadi akan mengurangi beban produksi emiten rumah sakit,” tambahnya.

Dia mengatakan HEAL menjadi salah satu emiten sektor kesehatan yang bisa dicermati oleh investor karena sinerginya dengan Grup Astra.

Sebagaimana diketahui PT Astra International Tbk. (ASII) mengakuisisi 5,43 persen saham emiten pengelola RS Hermina tersebut. Sampai Desember 2022, kepemilikan ASII terhadap saham HEAL tercatat mencapai 7,42 persen.

“Saham HEAL menjadi salah satu emiten sektor kesehatan yang tetap direkomendasikan karena sinergi yang kuat dengan Astra International (ASII),” kata dia.

Sementara itu, Analis BRI Reksadana Sekuritas Natalia Sutanto dalam risetnya mengatakan sejumlah emiten rumah sakit melaporkan jumlah pasien yang lebih tinggi dari masa sebelum pandemi sejak September 2022.

“Rumah sakit dan farmasi melaporkan pendapatan yang lebih rendah dari layanan Covid-19. Namun kebutuhan layanan medis yang meningkat telah memperlihatkan pertumbuhan yang solid. Ini bisa mengimbangi hilangnya pemasukan dari kasus terkait Covid-19,” kata dia.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya