Soloraya
Jumat, 26 April 2024 - 10:44 WIB

Kasus DBD Tinggi, Permintaan Fogging Di Karanganyar Naik

Redaksi Solopos.com  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Relawan gabungan Jaten, Kebakkramat dan Tasikmadu melakukan pengasapan atau fogging di wilayah Suruh, Tasikmadu belum lama ini. (Istimewa/Relawan Jaten)

Solopos.com, KARANGANYAR — Permintaan pengasapan atau fogging dari masyarakat di sejumlah kecamatan di Kabupaten Karanganyar meningkat. Hal ini seiring tingginya kasus demam berdarah dengue (DBD) di Bumi Intanpari dalam beberapa pekan terakhir.

Merujuk data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar, hingga pekan ke-13 2024 sudah terdapat sedikitnya 264 kasus. Kasus tertinggi ada di wilayah Kecamatan Jaten.

Advertisement

Ketua Relawan Jaten (RJ) Karanganyar, Tri Anggara, mengatakan permintaan fogging terus berdatangan kepada pihaknya, terutama dari masyarakat Desa Sroyo dan Desa Ngringo. Kasus DBD di dua desa tersebut cukup tinggi. Setidaknya dalam sehari Fogging  bisa dilakukan ke 300 rumah. Pengasapan ini dilakukan bersinergi dengan relawan di wilayah Tasikmadu dan Kebakkramat.

“Permintaan terus naik sejak awal bulan lalu,” kata dia kepada Solopos.com, Jumat (26/4/2024).

Advertisement

“Permintaan terus naik sejak awal bulan lalu,” kata dia kepada Solopos.com, Jumat (26/4/2024).

Relawan Jaten tidak memungut biaya untuk pengasapan tersebut, RJ hanya menyiapkan alat dan tenaga, sementara untuk ongkos bahan bakar dan obat ditanggung masyarakat setempat.

Permintaan fogging tidak hanya dari warga Kabupaten Karanganyar saja, namun juga warga Kabupaten Sukoharjo yang berada di perbatasan dengan Karanganyar.

Advertisement

Meningkatnya permintaan fogging dari masyarakat juga diterima Barisan Relawan Progresif (Barepro). Anggota Barepro, Joko Purseno, yang juga warga Benowo, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten ini mengatakan permintaan fogging di desanya meningkat dalam dua pekan terakhir. Hal ini seiring tingginya kasus DBD di wilayah setempat.

Dia menyebut ada 10 warga Dusun Karangrejo, Desa Ngringo yang terkena DBD. Dari jumlah itu, tiga warga masih dirawat di rumah sakit. Sementara lainnya sudah diperbolehkan pulang. Menurutnya, kasus DBD mengganas terutama di wilayah perumahan padat penduduk. Bahkan satu warga di Ngringo meninggal dunia karena DBD.

“Ini yang kena [DBD] merata ada orang tua, anak dan balita,” kata dia.

Advertisement

Tidak hanya fogging, relawan juga memberikan edukasi kepada warga untuk tetap meningkatkan pola hidup sehat dan rutin membersihkan lingkungan dari genangan air terutama setelah hujan turun. Warga juga diingatkan pentingnya melakukan gerakan 3M, yakni menguras, mengubur dan menutup. Cara ini dinilai efektif mencegah penyebaran DBD termasuk membunuh jentik nyamuk penyebab penyakit DBD.

Kepala Dinkes Karanganyar, Purwati, membenarkan kasus DBD meningkat seiring datangnya musim penghujan. Tercatat hingga pekan ke-13 tahun ini, terdapat 264 kasus. Distribusi kasus DBD per kecamatan di Kabupaten Karanganyar paling tinggi di Jaten. Hingga pekan ke-13, ada 57 kasus DBD di Jaten dengan 1 pasien meninggal dunia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif