SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Garut–Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Jawa Barat, mendapat bantuan hibah Rp 6 miliar dari Australia. Dana itu untuk sekolah yang mengalami kerusakan akibat gempa 2 September 2009 lalu.

Hal itu seperti yang disampaikan Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Mahdar, ditemui di ruang kerjanya, Kamis (3/6). “Dana itu untuk pembangunan sekolah yang mengalami rusak berat,” ujarnya.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, Mayoritas Analis Rekomendasi Beli Saham BBRI

Menurut Mahdar, dana itu diberikan kepada lima sekolah di wilayah Garut bagian selatan, di antaranya SDN Sukanagara Kecamatan Cisompet, SDN Cigadog Kecamatan Cikelet, SDN Sancang Kecamatan Cibalong, SDN Mandalakasih 2 dan 3 Kecamatan Pameungpeuk. Tiap sekolah rata-rata mendapatkan dana sebesar Rp 1,2 miliar.

Teknis pelaksanaannya, tambah Mahdar, sepenuhnya diserahkan ke pihak komite sekolah dengan cara swakelola. Sekolah dilarang memberikan pengerjaan itu kepada pihak ketiga atau pemborong.

Dia berharap dana ini akan mengurangi beban pemerintah untuk memperbaiki sekolah yang mengalami kerusakan akibat gempa kemarin. Sekolah yang rusak itu tersebar di 18 kecamatan. Sedikitnya tercatat sebanyak 804 ruang kelas rusak berat.

Pada tahun 2010 ini pemerintah pusat baru mampu memperbaiki 20 ruang kelas yang berada di 10 sekolah dasar. Tiap sekolah mendapatkan jatah bantuan Rp 80 juta untuk pembangunan dua ruang kelas. Sedangkan bantuan dari pemerintah daerah setempat, sampai saat ini belum dianggarkan dalam APBD.

“Mudah-mudahan dalam tiga tahun ke depan sekolah yang rusak akibat gempa sudah selesai diperbaiki,” ujarnya.

Salah seorang guru SDN Sukanagara, Sukiyo, membenarkan bila sekolahnya mendapat bantuan dari Australia. Pembangunannya sendiri rencananya akan mulai dilaksanakan pada liburan sekolah mendatang.

Saat ini sekolah tengah dalam penyusunan panitia pelaksana pembangunan. “Selama pembangunan kami akan didampingi oleh seorang konsultan,” ujar Sukiyo saat ditemui di tempat kerjanya.

Menurut dia, akibat gempa kemarin sedikitnya dua bangunan ruang belajar siswa mengalami rusak berat, sedangkan ruang bangunan lainnya mengalami retak-retak. Akibatnya, proses belajar-mengajar tidak berjalan maksimal, karena khawatir bangunan sekolah roboh.

tempointeraktif/ tiw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya