SOLOPOS.COM - Australia-Indonesia (Istimewa/Wikispace.net)

Solopos.com, JAKARTA — Australia dikabarkan telah mencegat manusia perahu pencari suaka memasuki perairan negara itu, dan memaksa mereka kembali ke wilayah perairan Indonesia. Menlu Marty Natalegawa menentang hal itu.

“Saya tidak akan mengomentari itu. Karena pergeseran gerakan kapal Indonesia atau Australia itu ditangani kantor Menko Polhukam. Namun sebagai kebijakan, Indonesia menolak dan menentang hal tersebut. Karena apabila itu kita tetapkan, hal ini tidak akan ada ujungnya,” kata Marty seperti dikutip Detik, Selasa (7/1/2014).

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Hal itu disampaikan Marty dalam jumpa pers di kantornya, Jl. Pejambon, Jakarta Pusat, Selasa (7/1/2014). Dia menambahkan, Indonesia berharap akan ada penyelesaian yang lebih baik antara kedua negara mengenai kebijakan kapal imigran. Sedangkan mengenai hubungan Indonesia-Australia secara umum, Marty mengakui bahwa hubungan bilateral ini tidak optimal. Namun, dia yakin bahwa nanti hubungan ini akan pulih kembali.

“Tapi perbaikan hubungan adalah proses. Dan tidak serta merta penandatanganan dokumen saja. Dan roadmap-nya ke arah sana sudah dipaparkan oleh Presiden SBY dalam six point rule-nya,” imbuh dia.

Insiden tersebut diperkirakan terjadi tak lama sebelum Natal 2013. Para pencari suaka itu berjumlah 47 orang yang kebanyakan berasal dari Somalia dan Sudan. Mereka dicegat pada 13 Desember 2013 dan dipaksa kembali ke perairan Indonesia. Enam hari kemudian, yaitu 19 Desember 2013, mereka kehabisan bahan bakar dan terdampar di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Di sana, mereka dijemput petugas dari Indonesia.

Sementara itu di Australia, pihak oposisi mendesak pemerintah setempat menjelaskan kejadian tersebut. “Kita berada dalam situasi di mana sebuah perahu disuruh kembali petugas Australia dan kemudian terdampar. Orang-orang [di perahu] itu bisa kelaparan,” kata Senator Partai Hijau, Sarah Hanson-Young, seperti dikutip ABC Australia. “Seberapa banyak perahu yang mengalami kejadian serupa dan kita tidak pernah mendengarnya.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya