SOLOPOS.COM - Peserta Audisi Umum Beasiswa Djarum asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Surya Pandianata (tengah), bersama keluarga besarnya di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jumat (8/9/2017). (Hanifah Kusumastuti/JIBI/Solopos)

Audisi Djarum untuk tahap grand final digelar di GOR Djarum Jati Kudus.

Solopos.com, KUDUS — Belasan orang terlihat tegang saat salah satu peserta Grand Final Audisi Beasiswa Djarum, Surya Pandianata, turun ke lapangan di GOR Djarum Jati Kudus, Jumat (8/9/2017). Sesekali mereka memberikan tepuk tangan penyemangat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rombongan penonton itu adalah keluarga besar Surya yang datang langsung ke GOR Djarum di Kudus. Di antaranya Sumarni (ibu), 40; Dinar Wijaya (om), 37; Mulyo Sukisno (kakek), 75; Suyatmi (nenek),65; dan Sutomo (kakak nenek), 72, yang melihat dari jarak tiga meter dari lapangan dengan duduk di bangku penonton saat Surya berlaga.

Sementara sang ayah, Juwarno, 49, berdiri kurang dari 1 meter dari lapangan yang dipakai Surya menunjukkan kebolehannya bermain badminton di hadapan tim pencari bakat audisi. Total ada sekitar 16 anggota keluarga yang ikut mengantar dan mendukung langsung Surya di GOR Djarum, termasuk sepupu kembarnya, Giska dan Nadine, yang masih berusia balita.

“Senang, jadi banyak yang dukung,” urai Surya yang beralamat di Jl. Mekarsari RT2/RW 1, Desa Pemuda, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, saat ditanya mengenai perasaannya diantar keluarga besar dalam audisi ini.

Audisi beasiswa bulu tangkis Djarum ini sekaligus menjadi ajang silaturahmi dan lepas kangen keluarga Surya. Sebab, saat Lebaran, Surya tak bisa berkunjung ke rumah kakek-neneknya di Boyolali.

“Sudah dua tahun enggak ketemu Mbah [kakek-nenek], ketemunya di sini,” jelas atlet yang bercita-cita menjadi pebulu tangkis profesional setelah melihat video pertandingan final Olimpiade 2012 London antara Lee Chong Wei kontra Lin Dan di Youtube tersebut.

Kakek Surya pun ikut bersemangat mendukung sang cucu mengikuti audisi ini. “Kemarin kami berangkat dari Boyolali, sementara mereka [Surya, ayah dan ibu Surya] dari Kalimantan ke sini naik pesawat, kami janjian ketemu di sini [Kudus]. Tahu cucu main, ya saya dukung sepenuhnya,” jelas Mulyo Sukisno.

Surya bukan satu-satunya peserta yang mendapat dukungan langsung dari keluarga besar di GOR Djarum. Atresia Naufa Candani asal Sukomulyo RT 003/RW 006 Kadipiro, Banjarsari, Solo, mendapat dukungan langsung dari ayahnya, Hery Irianto; ibunya, Tutik; dan kakeknya, Sugiman.

Sang ayah tak henti dan tak lelah memberi semangat dan mengingatkan apa saja yang harus diperhatikan Naufa di lapangan. “Usahakan jangan mati sendiri, kasih back-hand lawan,” ujar Hery menasihati sang putri.

Hery dan orang tua atlet lain yang ikut ke Kudus harus mengambil cuti kerja demi bisa memberi dukungan langsung anak kesayangan masing-masing di Audisi Beasiswa Djarum ini.

Selain itu, kerabat para atlet itu harus mengeluarkan dana yang tak sedikit karena harus membiayai makan dan akomodasi selama empat hari, Kamis-Minggu (7-10/9/2017). “Kami nyewa kamar hotel. Kalau lolos terus harus menginap sampai Minggu,” jelas Hery.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya