SOLOPOS.COM - Adek Vio Pratama (JIBI/Solopos/Hanifah Kusumastuti)

Audisi bulu tangkis Djarum diikuti oleh atlet muda Solo.

Solopos.com, KUDUS – Berat tubuhnya 30 kg. Tinggi badannya 130 cm. Dengan perawakan mungilnya itu, Adek Vio Pratama tak sulit dikenali di antara 131 peserta Final Audisi Beasiswa Bulu Tangkis Djarum 2017 di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jumat-Minggu (8-10/9/2017).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selain berperawakan kecil, pebulu tangkis asal Solo tersebut merupakan peserta termuda di Final Audisi Beasiswa Djarum 2017. Setelah mengantongi supertiket dari audisi umum di Karanganyar, ia datang ke Kudus dengan diantar sang ayah, Sriyono, untuk mengikuti final audisi.

Vio lahir pada 5 Juni 2009. Padahal rata-rata peserta dari u-11 putra merupakan kelahiran 2006, 2007 atau 2008. Hanya dua peserta final audisi yang lahir pada 2009, yakni Vio dan pemain asal Klaten, Bijak Pangayom. Vio lebih muda sekitar lima bulan dari Bijak yang lahir pada 26 Februari 2009.

Karena tubuhnya yang kecil dan usia yang muda itu membuat Vio selalu kesulitan saat mengejar bola ketika berhadapan dengan lawannya yang lebih jenjang dan berusia lebih matang darinya. Dari tiga kali laga pada hari pertama dan kedua final audisi, Vio pun selalu kalah dari lawan-lawannya.

Namun, pengidola Tontowi Ahmad itu selalu lolos dari dua tahap eliminasi. Dia pun terpilih dalam 112 atlet yang memperebutkan tiket ke karantina. Lantas apa kelebihan Vio? Bocah mungil itu memiliki jumping smash mematikan. Itulah yang kerap menjadi “senjata” Vio untuk mencuri poin dari lawan yang lebih besar, meski akhirnya ia harus tertunduk kalah di akhir laga.

Vio telah menekuni salah satu olahraga yang paling digemari di Indonesia ini sejak duduk di taman kanak-kanak. Kini, putra pasangan Sriyono dan Panjakun Evi Nurhidayah tersebut duduk di kelas III SD Djama’atul Ichwan Solo.

Apa alasan Vio memilih bulu tangkis? “Disuruh ayah,” urainya polos saat diwawancara Solopos.com seusai bertanding di GOR Jati.

Meski berawal dari dorongan orang tua, bukan berarti Vio tak menikmati kegiatan yang menghabiskan hari-harinya itu. Dia berharap bisa menjadi atlet PB Djarum agar suatu saat bisa menembus pelatnas bulu tangkis di Cipayung. “Inginnya masuk pelatnas,” urainya ketika ditanya alasannya mau mengikuti audisi Djarum.

Bocah 8 tahun itu pun mengaku sudah siap hidup terpisah dengan orang tua jika lolos ke karantina dan menjadi atlet PB Djarum yang mengharusnya menetap di asrama atlet. “Siap, enggak apa-apa [hidup terpisah dari orang tua]. Enggak [takut],” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya