SOLOPOS.COM - Ilustrasi lepas masker (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA--Aturan lepas masker dari CDC mengundang pertanyaan dari berbagai pihak. Salah satunya adalah bisa hal itu juga diberlakukan di Indonesia dan bagaimana efeknya terhadap persebaran Covid-19?

Simak ulasan tentang aturan lepas masker dari CDC ini di tips kesehatan. Sebagaimana diketahui selain WHO, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga menjadi lembaga acuan bagi masyarakat dunia untuk menerapkan protokol kesehatan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kendati demikian, aturan lepas masker dari CDC mengenai aturan lepas masker mengundang banyak pertanyaan. Selama ini, penggunaan masker dan langkah prokes lainnya masih terus digalakkan meski sudah mendapat suntikan vaksin Covid-19. Nah, CDC kini merekomendasikan sebaliknya.

Melansir laman resmi CDC, terlihat ada kolom yang menjelaskan detail mengenai aturan lepas masker. Kolom tersebut membandingkan tingkat keamanan dari orang yang sudah divaksinasi atau belum.

Baca Juga: Terpaksa Berada dalam Kerumunan? Dokter Paru Sarankan Ini

Jika sudah mendapatkan vaksin Covid-19, maka tingkat keamanannya menjadi tinggi (lampu hijau). Ikon orang yang ditampilkan tidak memakai masker.

Di bawah kolom infografik, CDC juga menyampaikan secara gamblang, “Apabila sudah divaksinasi secara penuh [dua dosis], Anda boleh memulai aktivitas yang lebih beragam, khususnya yang terhenti semenjak pandemi.”

Kondisi tersebut sangat berbeda dengan orang yang belum divaksinasi. Ikon orang yang tidak memakai masker dan berwarna hijau (tanda aman) hanya terjadi di dua aktivitas outdoor.

Pertama, mereka sedang olahraga bersama anggota keluarga satu rumah. Kedua, mereka sedang menghadiri acara outdoor yang semua tamunya sudah divaksinasi. Sisanya, baik aktivitas outdoor maupun indoor, semuanya harus menggunakan masker.

Aktivitas indoor yang diisi banyak orang seperti paduan suara, makan, menonton di bioskop, olahraga, serta berbincang di restoran, kafe, dan bar bahkan diberikan tanda merah karena risiko penularannya tinggi.

CDC juga menyatakan rekomendasi lepas masker itu bisa saja tidak dilakukan apabila ada protokol kesehatan yang berbeda di tempat atau situasi tertentu.

Mereka yang sedang bepergian menggunakan transportasi publik dan memiliki riwayat penyakit yang melemahkan imunitas tubuh sebaiknya tidak mengikuti rekomendasi tersebut.

Bisakah aturan lepas masker CDC diterapkan di Indonesia?

“Apa yang berlaku dan bisa diterapkan di negara A belum tentu cocok dilakukan di negara B.” Kalimat itu sangat sesuai dengan aturan “boleh tak pakai masker” yang saat ini ramai dibicarakan.

Baca Juga: Sudah Pakai Deodoran, Kok Bau Badan Masih Tak Sedap?

Dokter Devia Irine Putri dari klikdokter.com mengungkapkan di Indonesia, hal semacam itu belum bisa diterapkan, mengingat kasus di sini masih sangat tidak terkendali. Lagipula, melepas masker malah akan meningkatkan jumlah kasus.

“Aturan tersebut dibuat mungkin sebagai salah satu bentuk kampanye agar semakin banyak orang yang mau divaksinasi. Tapi balik lagi, aturan CDC terkait melepas masker itu tetap harus melihat kondisi suatu negara,” paparnya seperti mengutip laman klikdokter.com, Senin (17/ 5/2021).

“Kalau memang sudah terkontrol infeksinya, sebenarnya tidak masalah untuk lepas masker saat beraktivitas sehari-hari,” tambah dr. Devia.

Data efektivitas vaksin virus corona di Amerika Serikat juga sudah lengkap dan terlihat persentasenya.

Berangkat dari data yang ada, pemerintah AS membuat kebijakan dan masyarakat bisa melakukan langkah yang sesuai. Sedangkan, data versi lengkap seperti itu belum ada di Indonesia.

Perbedaan cakupan vaksin coronavirus antara AS dengan Indonesia juga bisa menjadi pertimbangan dalam penerapan aturan lepas masker CDC ini. Jumlah populasi AS lebih banyak dari Indonesia. Tapi, negara adidaya itu sudah berhasil menyuntik 46,6 persen penduduknya. Bahkan, lansia sudah berhasil divaksinasi sebanyak 84 persen.

Bagaimana dengan Indonesia? Kurang lebih hanya 3 persen yang sudah divaksinasi. Prioritas seperti lansia pun baru terjangkau 8,43 persen.

Perbedaan yang sangat jauh ini seharusnya menjadi alasan kuat mengapa konsep lepas masker seperti aturan CDC itu belum bisa menjadi protokol setelah vaksin di negara kita.

Hingga saat ini, belum ada perubahan kebijakan dari Kementerian Kesehatan terkait aturan lepas masker dan protokol setelah vaksin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya